I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Rabu, 18 November 2015

Pendidikan/Rab-18-11-2015/23:17-WIB/Alvin Adam Buka Sekolah Kenali Rasa Via Komunikasi



Rabu 18 November 2015 || 23 : 17 WIB
Kategori : Pendidikan
Penulis   : Lrd Viga 801 / Riri

Alvin Adam Buka Sekolah Kenali Rasa Via Komunikasi


8GlobaliTa – Jakarta, Komunikasi adalah jembatan untuk mengenali rasa. Bertumpu pada hal tersebut, artis kondang Alvin Adam yang juga host acara “Just Alvin” yang diputar di salah satu stasiun televisi swasta nasional membuka Sekolah Komunikasi dengan nama “Alvin Adam School of Communication (ASCO)”.

“Mengenali Rasa adalah Memahami Komunitas Paling Dasar Communication is About Sense,” kata Alvin Adam di acara press conference peluncuran Alvin Adam School of Communication (ASCO), di Crown Hotel Jakarta, Rabu (18/11/2015).

“Alvin Adam School of Communication (ASCO) adalah institusi non formal yang fokus pada pengembangan kemampuan individu maupun perusahaan dalam konteks kemampuan atau skill komuikasi dan kompetisi berbicara di depan public (public speaking),” jelas Alvin.

ASCO sendiri kata Alvin, memiliki filosofi yang kuat dan mengacu pada 5 hukum komunikasi yang efektif yang dirangkum dan dikembangkan sebagai REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

 
Hukum Komunikasi pertama adalah Respect – yaitu Sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi. Yang perlu diingat, bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita mengkritik bahkan memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, dapat membangun kerja sama yang sinergi dan akan meningkatkan efektifitas kinerja yang baik sebagai individu maupun secara keseluruhan.

Menurut Mahaguru komunikasi Dale Carnegie “How to Win friends and influence People”, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Ahli psikolog William James mengatakan, “prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai’ (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi) yang harus dipenuhi adalah rasa lapar manusia yang tak terperihkan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carniege mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.

Hukum Komunikasi kedua adalah Empathy – yaitu Kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Syarat utama dalam memiliki empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu, sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.


Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru di mengerti (Seek first to Understand). Understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires opennes and trust. Inilah yang disebut dengan komunikasi empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama dengan orang lain. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan.

Empati berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap meneima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal komunikasi adalah aliran dua arah, komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) di perlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum Komunikasi ketiga Audible – Adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati  kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu agar pesan dapat diterima dengan baik.

Hukum Komunikasi keempat Clarity – yaitu Selain dapat dimengerti dengan baik, yang terkait dengan hukum ini adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.

Dapat pula berarti keterbukaan dan transparan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada giliranya akan menurunkan semangat dan antusiasme.

Hukum Komunikasi kelima Humble – adalah Sikap rendah hati merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari sikap rendah hati, yaitu sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Kata Alvin, jika komunikasi didasarkan dengan mengacu kepada lima hukum pokok komunikasi tersebut, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handaldan dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect).

Manfaat dari kemampuan Public Speaking yang baik tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri semata atau naiknya level pengaruh seseorang, namun menambah benefit pada konsep diri yang kuat sehingga bepengaruh pada karir dan penghasilan, serta menjadi pribadi yang dapat diandalkan.

Oleh sebab itu jelas Alvin, ASCO hadir untuk menjawab tantangan pada era peningkatan kompetensi komunikasi dengan membangun rasa. Hadir dengan orientasi dan tujuan jangka panjang sebagai sebuah sekolah formal Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) tentunya akan menawarkan rasa yang tersendiri.

ASCO dikembangkan oleh para praktisi dan akademisi terkemuka yang memiliki pengalaman dalam menyusun kurikulum pelatihan dengan alur dan materi yang digunakan sebagai panduan praktis dalam mempelajari kemampuan berbicara di depan publik dan proses membangun komunikasi yang handal

“Anda adalah gaya bicara anda, cara komunikasi anda, pola fikir anda,” pungkas Alvin. (8GlobaliTa – Lrd Viga 801 / Riri).


Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita.

Kirimkan pesan anda ke email kami di : kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id