Minggu 01 Mei 2016 || 10 : 11 WIB
Kategori
: LifeStyle
Penulis : Lrd Viga 801 / Riri Ulva
Model dan
Pelantun Lagu “Mencintaimu” Faika Putri Pertajam Wawasan Gabung Di Komunitas
Rusia
8GlobaliTa
– Jakarta,
Sosok model cantik ini semakin mengembangkan sayapnya, dengan mempertajam
wawasan tentang seni budaya Negara Eropa. Bukan hanya di dunia modeling saja,
tetapi berbagai kegiatan dilakoninya. Selain kegiatan fashion, pemotretan,
tarik suara dan menekuni bidang bisnis. Baru-baru ini Faika Putri demikan model
cantik ini disapa, bahkan bergabung dengan salah satu komunitas Rusia, Negara
Eropa yang sarat dengan berbagai keunikan, mulai dari film, seni budaya, kultur
dan karakter orang-orangnya.
Bahkan
untuk menunjang penampilannya, Faika tak segan meluangkan waktunya, mengikuti
pelajaran singkat merias wajah dan tatacara berdandan atau seni ber-make up
yang cerdas, dengan tema “Beauty and Brilliant” yaitu beauty class and workshop
with PAC By Martha Tilaar yang diselenggarakan Hotel Millenium Jakarta, Sabtu
(23/04/2016).
Kali
ini, Faika Putri, tidak sengaja terlihat dalam kumpulan orang-orang Rusia yang
saat itu berkumpul di salah satu cafĂ© di kawasan Pondok Indah – Jakarta Selatan.
Keakraban nampak jelas diantara mereka, senda gurau, dan canda lepas menunjukkan
bahwa ada kedekatan tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Ketika
dikonfirmasi, saat itu, Sabtu (30/04/2016), Faika Putri mengatakan bahwa
kehadirannya itu, dalam rangka menonton film Rusia yang ditayangkan oleh
temannya yang warga Rusia.
“Ini
pertemuan antara orang-orang Rusia dengan orang Indonesia yang ingin berbagi cerita
tentang negara masing-masing, baik dari sisi kultur, budaya, seni, termasuk
film. Kebetulan saya mewakili Indonesia,”
ucap Faika Putri
“Ini
perkumpulan yang ingin menyatukan visi dan misi serta wadah untuk bisa saling
berbagi informasi antara kedua Negara,
Indonesia dan
Rusia,” tambah Faika Putri.
Senada
dengan hal tersebut, Dmitry dan Bulet Niz, warga Rusia, selaku penyelenggara
dan pengagas acara pertemuan Komunitas seniman dan seniwati Rusia – Indonesia
sebagai pemerhati dan pencinta Kebudayaan Rusia membenarkan apa yang
disampaikan Faika Putri, bahwa pertemuan tersebut untuk mengumpulkan
orang-orang penyuka seni kebudayaan Indonesia maupun Rusia, atau yang mempunyai
minat dan kesukaan yang sama terhadap kesenian dan budaya kedua Negara, Rusia
dan Indonesia.
“Salah
satunya ya pemutaran film ini, disamping juga sebagai media untuk bisa
memberikan minat kepada para komunitas untuk bisa hadir di acara ini, itu sih
intinya,” katanya.
Disinggung
tentang Film Rusia yang diputar saat itu, Dmitry mengatakan bahwa dirinya
maupun teman-temannya hadir di acara tersebut, bukan juri yang harus menilai
film tersebut, melainkan melalui film dia berharap bisa menyatukan dan
memberikan informasi tentang seni dan kebudayaan Rusia kepada teman-teman
Indonesia.
Namun
demikian, dia menceritakan sekitas tentang gambaran dan isi pesan dari film
tersebut yaitu tentang kehidupan Rusia di tahun 1997, yang kala itu Pemerintahan
Uni Soviet baru saja jatuh. Dalam ketidakpastian keadaan, kejatuhan,
kehancuran, serta kebingungan, seiring dengan waktu seluruh warga Uni Soviet –
Rusia, terus berjuang dan tidak berhenti belajar, hingga kemudian bagaimanapun
keadaannya, bahwa kebenaran pada akhirnya pastilah menang, dan kota yang
mengalami kesuraman masa itu, saat ini sudah berkembang pesat, menjadi kota
yang maju dan modern.
“Tapi
kebenaran itu selalu menang, itu intinya pesan dari film itu,”
Setelah
kehancuran Uni Soviet terus belajar dari sejarah, meski keadaan kacau balau,
seiring berjalannya waktu, Rusia pun kembali membaik. Karakter yang di
zaman-zaman sebelumnya sebagai karakter yang tertutup, perlahan mencoba mulai
mengeksplore diri dalam berbagai hal, salah satunya melalui seni dan budaya
Rusia.
Karakter
orang-orang Rusia yang dingin dan seperti acuh tidak perduli, tetapi bukan
pemarah dan pendendam, kemudian mulai menunjukkan siapa jati dirinya
sesungguhnya. Namun melalui film tersebut, orang Rusia ingin mengatakan dan diharapkan
untuk tidak perlu takut dengan orang Rusia.
“Nggak
ada dendam, tapi karakter orang Rusia itu, ya seperti itu. Orang Rusia tidak
jahat, namun juga bukan berarti gampang. Karakter di film itu nampak jahat,
tidak punya belas kasih, tetapi itu hanya kepada orang-orang yang jahat, kalau
sama orang-orang yang baik, dia membantu, dan bahkan memafaatkan, semua orang
dimaafkan, dan bisa baik banget. Film ini di Rusia booming banget,” papar
Dmitry..
Film
dengan durasi 2 jam ini mengambil shooting di tahun 1997 di St Pietersburgh,
salah satu kota
di Rusia dan sekarang sudah lebih baik. Merupakan film independent dan berdiri
sendiri, karena dibuat oleh yang konsen terhadap seni dan budaya Rusia, yang
juga ingin andil meng-go-public-kan Rusia ke manca Negara.
Film
yang menggambarkan betapa suramnya di Rusia pada tahun 1997 waktu itu,
menghabiskan biaya sekitar 20.000 dolar ini dibuat atas kekehendak dan
keinginan sendiri sebagai wujud cinta akan seni dan budaya Rusia. Dipromosikan
juga atas biaya sendiri. Semua dilakukan untuk Rusia dan warga Rusia.
Herry
Balabaget, selaku Director, memrpoduksi film ini sebagai sebuah motivasi untuk
menarik komunitas atau orang-orang yang bergabung dalam komunitas cinta Rusia
(Seni Budaya Rusia).
“Film
ini diproduksi secara perorangan, bukan oleh perusahaan atau yayasan, tapi
sebuah gerakan untuk menghimpun mereka yang cinta atau senang Rusia untuk
bergabung di komunitas Rusia ini,” kata Bulat Niz.
“Film
ini tidak dibuat untuk bisnis itu sebab tidak dipromosikan banyak, namun
demikian banyak orang yang menyukai dan tertarik untuk menonton film ini, meski
begitu juga bukan untuk kegiatan amal,” tambah Dmitry.
Pemutaran
film ini semata-mata karena ingin mengumpulkan orang-orang yang tertarik dengan
seni dan kebudayaan Rusia.
“Kegiatan
ini, kita ngumpulin orang-orang yang punya ketertarikan kepada Negara Rusia
melalui bahasa, budaya seni, adat istiadat dan kehidupan dan lain-lain tentang
Rusia. Kumpulan ini sabagai wadah untuk membicarakan tentang topik yang sama
yaitu Rusia,” jelas Dmitry B, yang didampingi rekannya Bulat Niz
Bahkan
menurut Inge salah satu warga Negara Indonesia yang tergabung dalam komunitas
tersebut yang juga sudah fasih berbahasa Rusia, kedepannya berharap, melalui
kumpulan tersebut, akan ada kolaborasi antara dua negara yang berbeda, dalam
bentuk karya seni, budaya ataupun film yang juga bermanfaat untuk kedua negara.
“Pertemuan
ini, untuk yang pertama kali di adakan. Untuk menghibur komunitas yang hadir,
kita putar sinema,” kata Inge yang berharap kedepannya akan ada Film yang
dibuat tentang Kolaborasi kebudayaan kedua Negara, Rusia – Indonesia.
Diharapkan
melalui pembuatan dan pemutaran film kolaborasi tersebut, baik orang Indonesia
maupun Rusia, dapat mengerti dan mengenal kebudayaan dari masing-masing Negara.
“Orang
Indonesia mengerti dan
mengenal kebudayaan Rusia, begitu juga sebaliknya, orang Rusia bisa mengenal
dan mengerti kebudayaan Indonesia,
paling tidak itu,” jelas Inge.
Menurut
Dmitry maupun Bulat Niz, sebagaimana disampaikan Inge, bahwa siapapun bisa
menjadi anggota komunitas ini. Karena masing-masing Negara mempunyai budaya
yang berbeda.
“Melalui
perkumpulan komunitas yang digagas Dmitry dan Niz ini, sesama anggota bisa
saling sharing, diskusi, bertukar pikiran, saling berkomunikasi dan bertukar
informasi tentang Negara masing-masing dalam banyak hal,” pungkas Inge
menterjemahkan ucapan Dmitry dalam bahasa Rusia. (8globaliTa
– Lrd Viga-801/Riri).
Follow beritanya di www.8globalita.com link www.8globalita.blogspot.com
link @8globalita_801 link
@kk_viga link Facebook : Globalita Globalita.