I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Selasa, 30 Agustus 2016

Sehat/Sel-30-08-2016/20:20-WIB/Diabetes Bisa Diobati Dengan PGDM



Selasa 30 Agustus 2016 || 20 : 20 WIB
Kategori : Sehat
Penulis   : Lrd Viga 801 / Riri

Diabetes Bisa Diobati Dengan PGDM

 
Diabetes dapat dicegah dengan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri secara rutin dan mandiri dengan pengelolaan Diabetes secara intents. Peran Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) Pada Pengelolaan Diabetes

8GlobaliTa – Jakarta, Roche Indonesia, pemegang merek Accu-Chek, kembali menyelenggarakan kegiatan edukasi media di Jakarta, Selasa (30/08/2016), terkait diabetes. Berdasarkan data, jumlah pengidap diabetes atau yang selanjutya disebut diabetisi, terus meningkat, baik di tingkat nasional maupun dunia.

Data Internasional Diabetes Federation (IDF) 2015, diabetisi berjumlah 415 juta, dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun 2040 sekitar 642 juta (55%). Indonesia berada pada peringkat ke-7 dari 10 negara dengan diabetisi terbesar di seluruh  dunia (total diabetisi di Indonesia diperkirakan 10 juta). Sedangkan data nasional menurut Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) tahun 2013, tingkat privalensi diabetisi sebesar 6,8% di Indonesia.

 
Untuk mencapai kendali gula darah pada diabetisi diperlukan beberapa kegiatan serta pengobatan terpadu dalam satu pengelolaan holistic, meliputi edukasi, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, pemberian obat-obatan, dan Pemantauan Glukosa Dara Mandiri (PGDM).

PGDM merupakan kesatuan dalam pengelolaan diabetes mellitus, yaitu pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan oleh diabetisi sendiri dan atau keluarganya dengan menggunakan alat glukometer. Pemantauan glukosa darah dapat mendukung keberhasilan pencapaian target pengendalian glukosa darah. PGDM dapat dilakukan secara mandiri setelah mendapat edukasi darah tenaga kesehatan terlatih..

Pengendalian glukosa darah merupakan salah satu pilar penting untuk pencapaian pengendalian glukosa darah sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi (makrovaskular dan mikrovaskular ) pada diabetisi tipe 1 (DMT1) maupun tipe 2 (DMT2). Selama ini telah banyak dilakukan pemeriksaan secara regular glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah pasca prandial yaitu dua jam setelah makan (GDPP), glukosa darah sewaktu atau random serta HbA1c dalam praktik sehari-ari, dengan tujuan mengendalikan kadar gula darah.

 
Penelitian DiabCare Indonesia tahun 2008 dan 2012 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan PGDM dari 22,1% menjadi 38,9%, tetapi tidak disertai dengan peningkatan pencapaian target HbA1c. Hal tersebut dapat disebabkan oleh PGDM yang belum dilakukan secara baik dan benar. Akibatnya, hasilnya tidak dapat memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang variabilitas glukosa darah diabetisi pada kondisi sehari-hari dirumah.

PGDM mempunyai beberapa manfaat. Manfaat umumnya adalah memberikan informasi tentang variabilitas glukosa darah harian terkait beberapa aktivitas. Contohnya glukosa darah sebelum makan, satu atau dua jam setelah makan dan sewaktu-waktu pada kondisi khusus seperti setelah berolah raga, pada saat sakit atau penggunaan obat-obatan yang dapat memicu kenaikan glukosa darah.

PGDM dapat pula memperbaiki pencapaian kendali glukosa darah, menurunkan morbiditas (tingkat kesakitan) & mortalitas (tingkat kematian) serta menghemat biaya kesehatan jangka panjang yang terkait dengan komplikasi akut maupun kronik. Sedangkan manfaat khususnya adalah menjaga keselamatan diabetisi, membantu upaya perubahan gaya hidup, membantu pengambilan keputusan serta penyesuaian dosis insulin atau OAD (obat antidiabetik oral) yang diberikan bersama dengan obat yang dapat mengganggu stabilitas gula darah.

“Untuk mendukung PGDM demi tercapainya gula darah yang terkendali, hasil monitor kadar gula darah yang akurat merupakan komponen penting agar diabetisi memperoleh data yang benar untuk evaluasi tarapi yang tengah dijalani. PGDM kini dapat dilakukan dengan mudah dan murah namun harus menggunakan alat glukometer yang terbukti dan teruji keakuratannya,” jelas Dr Benny Kurniawan, Marketing Manager PT Roche Indonesia.


Siapa Yang Memerlukan PGDM ?

Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1). PGDM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan DMT1, termasuk untuk pemilihan regimen dan dosis insulin, serta edukasi untuk mencapai target optimal terapi. PGDM berhubungan dengan perbaikan kadar glukosa darah dan mencegah risiko hipoglikemia yaitu kadar gula dalam darah berada di bawah kadar normal.

 
Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). PGDM sebaiknya dilakukan pada DMT2 yang menggunakan insulin, obat antidiabetik oral (OAD), atau diabetisi yang menggunakan OAD pada kondisi tertentu misalnya saat berencana hamil dan sedang hamil, di mana kejadian hipoglikemia sering berulang. Dapat juga pada kondisi sakit misalnya pada penderita penyakit jantung coroner maupun neuropati berat, serta ibadah puasa.

Frekuensi dan waktu PGDM ditentukan secara individual. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah tipe diabetes, jenis pengobatan, keadaan klinis (seperti kadar glukosa darah sebelum PGDM, kebutuhan  mengubah terapi dalam jangka pendek, hamil), serta kemampuan/dukungan financial, factor pendidikan dan perilaku.

“Kedepannya PERKENI tengah menyiapkan Panduan PGDM untuk digunakan oleh para dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam dan tenaga kesehatan lain yang bersinggungan dengan diabetes. Buku ini bertujuan menjadi panduan menyeluruh bagi praktisi kesehatan agar ada kesamaan maksud dan tujuan memanfaatkan alat pemeriksaan glukosa darah mandiri, sebagai salah satu pilar utama dalam pengelolaan diabetes selain pemberian obat,” ujar Dr Em Yunir, SpPD-KEMD, Ketua Devisi Metabolik Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

PERKENI bekerjasama dengan Accu-Chek dalam 2 tahun ke depan akan mengadakan roadshow dalam bentuk workshop untuk mencapai kesamaan persepsi dalam PGDM yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan kota/daerah masing-masing.

PT Roche Indonesia adalah perusahaan perintis di bidang farmasi dan diagnostic di dunia, dengan focus pada pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Roche merupakan perusahaan bioteknologi terbesar di dunia, yang memiliki pengobatan mutakhir di bidang onkologi, imunologi, penyakit menular, serta penyakit mata dan system saraf. Roche juga merupakan perusahaan yang terdepan untuk diagnostic in-vitro diagnosis kanker berbasis jaringan, dan perintis dalam penatalaksanaan diabetes. Kombinasi kekuatan di bidang farmasi dan diagnostic dalam satu perusahaan menjadikan Roche sebagai perusahaan yang terdepan dalam hal personalized healthcare – yaitu sebuah strategi yang bertujuan untuk memberikan solusi pengobatan yang tepat bagi setiap pasien.

Didirikan pada tahun 1896, Roche terus  mencari langkah yang lebih baik untuk mencegah, mendiagnosis, dan menangani berbagai penyakit, serta memberikan kontribusi penting bagi kesehatan dunia. Sejumlah 29 obat yang dikembangkan oleh Roche termasuk dalam Daftar Model Obat Ensensial World Health Organization (WHO), di antaranya antibiotic, antimalaria, dan pengobatan kanker.

Selama tujuh tahun berturut-turut Dow Jones Sustainability Indices memberikan penghargaan kepada Roche sebagai Group Leader yang memberikan kontribusi secara berkelanjutan di bidang Farmasi, Bioteknologi & Industri Riset Kesehatan.

Roche beroperasi di lebih dari 100 negara dan memiliki lebih dari 91.700 karyawan di seluruh dunia. Pada tahun 2015, Roche berinvestasi lebih dari 9,3 miliar Swiss Franc untuk riset dan pengembangan serta mencapai angka penjualan 48,1 miliar Swiss Franc. Genetech , di Amerika Serikat, sepenuhnya dimiliki oleh Grup Roche. Roche merupakan pemegang saham terbesar di Chugai, Jepang.

PT Roche Indonesia adalah afiliasi dari Roche Group, perusahaan pelayanan kesehatan yang berkantor pusat di Bansel, Swiss. Roche Indonesia memiliki lebih dari 650 karyawan yang ahli dibidangnya. Beroperasi sejak tahun 1972, Roche Indonesia fokus -pada upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, melalui penyediaan produk- produk obat inovatif, program akses terapi bagi pasien, program peningkatan kapasitas (capacity building), dan edukasi masyarakat. PT Roche Indonesia dinobatkan sebagai “2015 Frost & Sullivan Corporate of The Year in Oncology Care”. Kunjungi www.roche.com atau www.roche.co.id.

Roche Diabetes Care adalah pionir dalam hal pengembangan system monitor gula darah dan global leader dalam hal jasa dan system pengelolaan diabetes. Selama 40 tahun, merek Accu-Chek telah mendedikasikan diri untuk membantu pengidap diabetes agar dapat menjalankan hidup senormal mungkin secara optimal. Pada saat ini serangkaian portofolio produk Accu-Chek menawarkan solusi pengelolaan diabetes yang efektif dan efesien serta produk yang inovatif bagi pengidap diabetes dan HCP (Healthcare Professionals). Meliputi, alat tes gula darah, insulin delivery system, perangkat jarum,system pengelolaan data, serta serangkaian program edukasi – membantu meningkatkan kualitas hasil medis. (8globaliTa – Lrd Viga-801/Riri).



Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita.

Kirimkan pesan anda ke email kami di : kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id