I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Sabtu, 26 September 2015

Politik/Sab-26-9-2015/19:13-WIB/Jakarta Butuh Pemimpin Berani dan Santun


Sabtu 26 September 2015 || 19 : 13 WIB
Kategori : Politik
Penulis   : Lrd Viga / 801
 
Jakarta Butuh Pemimpin Berani dan Santun

 
8GlobaliTa – Jakarta, Untuk bisa membangun Jakarta dan negara ini diperlukan pemimpin yang memiliki keberanian dan santun dalam bersikap. Hal ini diungkapkan Tokoh Nasional sekaligus pengamat keselamatan bangsa dan sosial H Azhary Boy Datuk R Mulie, menyikapi santernya dukungan beberapa organisasi kemasyarakatan yang menggadang-gadang salah satu tokoh pilihannya seperti Adhyaksa Dault, Imam Nahrowi, Ihsanuddin Noorsy dan lain-lain yang di daulat untuk ikut dalam Pemilukada DKI Jakarta.

Menurut H Boy, demikian dia disapa, untuk memilih pemimpin tidak dilihat dari siapa dan apa? Tetapi diperlukan sosok pemimpin yang memiliki keberanian. Tidak saja berani dalam melakukan terobosan-terobosan baru tapi juga tindakan untuk mengatakan salah dan benar kepada siapapun yang melakukan kesalahan tanpa pandang bulu. Namun keberanian akan jauh lebih baik jika dibarengi dengan sikap, cara-cara dan tutur kata yang santun.

Menanggapi santernya dukungan terhadap mantan Menpora Adhyaksa Dault, Anggota HMI angkatan 66 ini mengatakan, Adhyaksa Dault merupakan sosok yang pintar, jago dan lurus. Tetapi ada satu sisi kelemahan Adhyaksa Dault, yaitu kurang berani. Sebagai Menpora pada masa bakti 2004 – 2009, Adhyaksa Dault telah mengangkat dan membiarkan Nurdin Halid, yang saat itu terkait kasus hukum dan dinyatakan sebagai tersangka koruptor, menjadi ketua PSSI.

“Orang tersebut jelas-jelas koruptor. Koruptor itu maling!, apapun bentuknya, maling tetap maling, merugikan negara, merugikan rakyat, dan oleh Adhyaksa Dault malah dibiarkan dan diangkat menjadi ketua PSSI,” kata H Boy.

Penulis berfoto bersama H Azhari Boy Dt R Mulie

“Sangat disesalkan sebagai Menpora saat itu, Adhyaksa Dault tidak tegas dan tidak berani untuk memecat orang seperti ini. Padahal Adhyaksa Dault punya kewenangan untuk melakukan pembersihan organisasi PSSI dari orang-orang yang tersangkut kasus hukum, apalagi koruptor yang merugikan negara. Seharusnya dia punya keberanian untuk memecat orang-orang seperti ini. Bukan malah diberi jabatan dan kebebasan untuk memimpin,” tambah H Boy.

Seorang pemimpin haruslah orang yang benar-benar bersih dan berani, karena tugasnya untuk menyelamatkan dan membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Menjalankan pemerintahan dengan baik, bersih dari campur tangan koruptor dan orang-orang yang melanggar hukum. Seorang Koruptor – Maling dan orang yang terjerat kasus hukum tidak pantas menjadi pemimpin atau pejabat untuk memimpin apapun.

“Bagaimana kita bisa menyelamatkan bangsa ini, kalau pemimpinnya seorang maling! – Koruptor! – melanggar hukum?!.. Siapapun dia yang terkait kasus hukum, tidak seharusnya diberi tempat untuk menjadi pejabat atau pemimpin dalam bidang apapun di negara ini. Apalagi menjadi presiden atau Kepala daerah. Karena kalau dipilih juga hancurlah negara ini, termasuk yang memilih dan mencalonkan, ikut dalam menghancurkan negara,” papar H Boy.

H Azhari Boy Dt R Mulie Saat Mendengarkan dan memberikan solusi keluhan rakyat yang terhimpit kondisi ekonomi  saat ini

Oleh sebab itu, lanjut H Boy, kita harus memilih orang yang benar-benar bersih dan berani. Seorang Adhyaksa Dault menurut H Boy, belum pantas menjadi seorang pemimpin apalagi untuk memimpin DKI Jakarta, karena dinilai tidak punya keberanian dan tidak mampu bertindak tegas.

“Kita  sebagai warga Jakarta dan rakyat Indonesia menginginkan Jakarta maupun Indonesia lebih baik ke depan. Maka harus dipilih orang yang tepat dan bersih juga berani untuk mempimpin Jakarta dan negara. Bukan seorang pemimpin yang pembual!, penakut!, apalagi terjerat kasus hukum seperti korupsi, narkoba dan kasus hukum lainnya. Meskipun baru terindikasi, orang tersebut tidak seharusnya digadang-gadang untuk menjadi ketua atau pemimpin apapun,” terang H Boy.

Indonesia saat ini, lanjutnya, membutuhkan seorang pemimpin yang bersih dan berani, bisa bertindak tegas, lantang menyuarakan salah dan benar terhadap siapapun yang melanggar hukum, berani melawan siapapun yang dianggap bersalah.

“Adhyaksa Dault memang seorang lulusan hukum, doktor, pintar, jago, tetapi keberaniannya kurang,” kata H Boy.

“Saat ini Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan, untuk menyelamatkannya, kita butuh orang-orang yang berani bertindak tegas, berani mengatakan salah dan benar, seperti Rizal Ramli, Ihsanuddin Noorsy, Ahok, Kwik Kian Gie dan Risma.

Ditanya sosok Ihsanuddin Noorsy, menurut H Boy, Noorsy lebih tepat ditempatkan sebagai Menteri Ekonomi, untuk membantu Jokowi. Karena kemampuan dan kualitas sebagai ekonom, Noorsy adalah yang paling tepat untuk menangani bidang ekonomi Indonesia saat ini.

“Sebagai Ekonom Noorsy tidak tepat jika ditempatkan menjadi Gubernur DKI, tetapi lebih pantas jadi Menteri Ekonomi sesuai kemampuannya. Rugi kita sebagai masyarakat DKI kalau menempatkan Noorsy sebagai Gubernur DKI. Untuk saat ini Ahok memenuhi syarat menjadi Gubernur DKI, karena dia berani, cerdik dan tidak ada takut,” ucap H Boy.

Hanya saja lanjut H Boy, sebagai pejabat Ahok harus memperbaiki sikap dan tutur katanya, yang sering kali kelewat batas. Sebagai seorang pejabat dan pemimpin tetap harus mengedepankan santun dalam bertutur kata, santun dalam bertindak, santun dalam menangani setiap persoalan, santun dalam menghadapi rakyat atau warganya, santun dalam sepak terjangnya, santun dalam berpolitik, santun dalam bernegara, dan santun dalam membuat peraturan dan kebijakan, santun dalam menghadapi perbedaan agama dan santun dalam menyelesaikan setiap pertentangan dan perselisihan warganya, karena Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dan santun.  

“Sifat arogan Ahok sebagai salah satu kekurangannya. Namun hendaknya sebagai pemimpin ia harus mampu menguasai diri, tidak bertemperamen dan harus mengedepankan adab dan budaya dimana dia berpijak, bahkan dia harus bisa membuang sifat arogan dan kesombongannya. Karena sifat preman tidak layak digunakan oleh seorang pemimpin. Semua ada tatakrama dan etikanya, tanpa harus menyinggung pihak lain atau merasa lebih berkuasa,” tutur H Boy.

Diperlukan Indonesia saat ini adalah menempatkan orang-orang sesuai porsinya, sesuai kemampuannya, sesuai keahliannya secara kualitas dan track recordnya. Tidak cukup dengan hanya terkenal dan memiliki kekuatan secara finansial. Syarat yang paling utama diperlukan bangsa ini adalah sosok yang berani, karena jika memilih orang-orang penakut hancurlah negara ini.

Disinggung tentang Imam Nahrowi yang juga di gadang-gadang menjadi Gubernur DKI, H Boy mengungkapkan kelemahannya yang telah membekukan PSSI. Seorang pimpinan atau pejabat negara seharusnya punya segudang wawasan dan pandangan luas juga kebijakan. Seyogyanya tidak serta merta membekukan apalagi membubarkan suatu organisasi. Karena hal itu melanggar undang-undang dan hak warga negara untuk berkumpul dan berserikat. Seharusnya seorang pimpinan mampu menjalankan undang-undang dengan baik, merawat dan melindungi organisasi sebagai wadah berkumpul dan berserikat setiap warganya sebagaimana diatur dan dlindungi undang-undang.

“Kalau seorang pejabat membubarkan oganisasi apapun itu namanya, sama artinya pejabat tersebut melanggar undang-undang, dan pejabat tersebut sesungguhnya tidak pantas menjadi panutan atau menjadi pemimpin, karena dia tidak amanat, dan melanggar pancasila, dan hukum Allah,” kata H Azhari Boy Datuk R Mulie.

“Allah mengajarkan kepada kita untuk tidak membekukan dan menghancurkan apapun yang ada di muka bumi ini, karena akan berakibat kepada kehancuran,” jelas H Boy.

Menurut H Boy, pejabat yang melakukan pembekuan atau pembubaran terhadap suatu organisasi di nilai melakukan suatu kebodohan, dan tidak pantas menjadi seorang pemimpin untuk memimpin apapun.

“Seorang pemimpin harus mampu menangani sesuatu masalah apapun dengan melakukan langkah-langkah bijak, salah satunya melakukan perundingan atau musyawarah dengan berbagai pihak,” kata H Boy.

Pemimpin atau pejabat yang melakukan pembekuan atau pembubaran organisasi sesungguhnya sudah melakukan pelanggaran dan mendapat kartu merah. Pertama pemimpin atau pejabat tersebut dinilai arogan, angkuh dan bersifat kaku, kedua tidak menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, yang didalamnya terdapat sistem musyawarah mufakat, ketiga Allah SWT melarang manusia membekukan apapun yang ada di muka bumi, karena membekukan artinya sama dengan menutup. Hal itu merupakan kemunduran berpikir dan kesalahan luar biasa. Keempat, seorang pemimpin harus bersifat sabar dalam setiap menghadapi persoalan dan harus mampu mencari jalan keluarnya atau solusinya.

“Seorang pemimpin harus pandai menemukan jalan terbaik tanpa harus menyakiti atau merusak pihak lain, banyak cara bisa dilakukan, melalui musyawarah mufakat untuk mendapatkan jalan terbaik,” ungkap H Boy.

Pemimpin atau pejabat yang bertindak terburu-buru karena merasa berkuasa, mencerminkan pemimpin tersebut sangat tidak cerdik dalam berpikir dan tidak pandai memimpin. Oleh karenanya orang seperti itu tidak pantas untuk dipilih menjadi seorang pemimpin.

“Seorang pemimpin seharusnya bisa mengayomi dan menghargai pihak lain sekalipun hal tersebut bertentangan dengan jalan pikirannya, seorang pemimpin harus punya segudang kebijakan, seorang pemimpin yang amanat dan bijak punya banyak cara untuk melakukannya,” ucap H Boy.

“Seorang pemimpin harusnya bisa merangkul siapapun untuk menjadi bagian dari diri kita, sekalipun musuh kita. Jadikan mereka kawan bukan dijadikan lawan. Sebagaimana pepatah orang Padang, ‘Orang cerdik lawan berunding’, jadi setiap musuh harus diajak berunding,”. Jelas Bapak yang juga Penasehat Organisasi Minangkabau di Jakarta ini hingga sekarang, dan pernah menjadi Ketua umum IKAPPABASKO (Ikatan Keluarga Padang Panjang, Batipuh dan X Koto) Jakarta.

Sebagai warga Jakarta, H Boy sangat menginginkan Jakarta dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki empat karakter sebagaimana disyaratkan Allah SWT, yaitu pertama, amanat dan mempunyai tingkat iman dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, banyak beramal sholeh. Ketiga, memiliki pribadi yang rajin beribadah juga taat kepada peraturan agama. Keempat, bayar zakat dan dermawan.

Selain memiliki syarat 4 karakter tadi, paling utama yang harus dimiliki seorang pemimpin kata H Boy adalah memiliki keberanian, karena hanya orang yang berani, yang mampu mengatur negara ini ke arah yang lebih baik.  (8Globalita – Lrd Viga/801).

Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita


Baca juga lainnya :
      Pilih Presiden Yang Memiliki 4 Karakter… klik disini :

Jusuf Kalla Sebaiknya Mengundurkan Diri.. klik disini :
Bangun Bangsa Jokowi Jusuf Kalla Tidak Perlu Merengek… klik disini :

Jangan Tenggelamkan Kapal Di Laut.. klik disini :

Jokowi Lambat Tentukan Menteri… klik disini :