Rabu 16 Agustus 2017 || 20 : 31 WIB
Kategori : Film
Penulis
: Lrd Viga 801 / Riri MU
WIRO SABLENG Turun Gunung Tim #SIAPSABLENG
8GlobaliTa – Jakarta,
Cerita silat Wiro Sableng yang diputar melalui sinetron yang ditayangkan salah
satu televisi swasta nasional dan sempat digandrungi masyarakat khsusunya
pencinta silat, dan menjadi tontonan silat paling fenomenal, kini Wiro Sableng
kembali Siap Turun Gunung. Tim Produksi Film Wiro Sableng #SIAPSABLENG
menggarap film silat fenomenal ini.
Seusai perjanjian kesepakatan produksi antara
Lifelike Pictures dan Fox International Productions (FIP), divisi dari 20th
Century Fox Film Corporation, pada Februari lalu, akhirnya film layar lebar
WIRO SABLENG akan segera memulai proses produksinya pada akhir Agustus 2017
ini. Film action comedy fantasy ini akan memakan waktu shooting selama 3 (tiga)
bulan lebih, yang lokasinya banyak bertempat di daerah Jawa Barat.
Skenario ditulis oleh Sheila Timothy &
Tumpal Tampubolon, dan Seno Gumira Ajidarma serta melibatkan banyak talenta
terbaik di perfilman Indonesia sekarang ini, seperti Angga Dwimas Sasongko
(sutradara), Sari Mochtan (line producer), Ipung Rachmat Syaiful, ICS (director
of photography), Adrianto Sinaga (production designer), Yayan Ruhian (fighting
choreographer), dan lain-lain.
Persiapan sebelum shooting dilakukan selama
lebih dari enam bulan, dengan sangat detail. Khusus untuk adegan laga, Yayan
Ruhian yang membuat koregrafi pertarungan dengan dasar silat Indonesia,
bekerjasama dengan fighting director, Chan Man Ching (Rumble in the Bronx, Rush
Hour). Man Ching memiliki 18 tahun pengalaman dalam film laga dan tergabung
dalam Fighting Team Jackie Chan.
“Demi mendapatkan hasil maksimal, persiapan
tim dilakukan dengan sangat detail. Beberapa tahapan proses telah dilakukan,
seperti storyboarding, video-boarding, pre-visualization, bahkan tes visual
effect telah dilakukan beberapa kali. Lifelike Pictures selalu berusaha
memberikan hasil yang maksimal dalam setiap film yang diproduksinya, tak
terkecuali dalam film WIRO SABLENG. Saat ini seluruh tim telah siap. Kami #SIAPSABLENG!!”
ujar Sheila Timothy selaku produser.
“Kami ingin menciptakan benchmark baru untuk film Indonesia, kami membuat film ini dengan
pendekatan yang sangat Indonesia, sajian dan cara tutur Indonesia. Bukan meniru
film Cina atau film Hollywood. WIRO SABLENG akan menjadi film laga dengan ciri
khas yang menggambarkan Indonesia,” tegas Angga Dwimas Sasongko sang sutradara.
“Buat saya, ini film yang super spesial.
Memerankan Wiro Sableng yang merupakan karya almarhum ayah saya (Bastian Tito)
pasti punya beban yang berbeda, selain itu juga karena harus memenuhi
ekspektasi banyak orang. Wiro kini bukan hanya milik keluarga, tapi karya
almarhum ayah ini juga sudah menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia. Dengan
semua persiapan yang sudah dilakukan, saya bisa katakan, kini kami siap untuk
memproduksi film WIRO SABLENG dan siap
memberikan yang terbaik. Saya mohon doa supaya semua proses shooting berjalan
berjalan lancar, aman, selamat dan sukses,” papar Vino G. Bastian.
“Sama seperti yang dikatakan Vino, sebagai
pemain, kita semua bekerja keras untuk memberikan yang terbaik. Bahkan selama
puasa kemarin latihan tetap berjalan seperti biasa, walaupun dengan penyesuaian
waktu, yaitu mulai dari jam 14:00 sampai jam 22:00. Ini adalah film laga
pertama saya, namun kerjasama tim, baik dari tim choreo dan tim produksi serta
latihan yang intens, membuat persiapan ini semakin mantap,”tambah Marsha
Timothy.
“Saya senang sekali bisa terlibat dalam WIRO
SABLENG, dimana semua persiapan dilakukan dengan sangat detail dan tertata. Di
adegan-adegan fighting, koreografi kang Yayan itu luar biasa. Latihan pun
dilakukan dengan sangat maksimal. Mas Angga juga sangat cermat, film ini adalah
perpaduan action-drama-komedi yang
kuat. Banyak tantangan untuk kami para pemain, tapi hal ini justru membuat
semangat untuk memberikan yang terbaik. Saya #SiapSableng !” imbuh Sherina
Munaf.
Bagi Yayan Ruhian selaku koreografi adegan
laga (fighting choreographer), film
ini menjadi kesempatan untuk mempertunjukkan bela diri ala Indonesia.
“Di sini saya tidak menggunakan aliran silat
tertentu tapi justru meramu dari berbagai bentuk bela diri Indonesia yang ada,
sehingga yang muncul adalah sesuatu yang khas Indonesia tanpa harus
mengidentifikasi aliran tertentu. Saya salut dan hormat dengan para pemain yang
telah berlatih keras dan menuangkan cinta mereka di film ini. Kayaknya sih
mereka sudah bukan #SiapSableng lagi tapi sudah sableng beneran!”, jelas kang
Yayan sambil tertawa.
Persiapan menuju shooting WIRO SABLENG
dilakukan maksimal juga dari production designer Adrianto Sinaga. Concept art
untuk key art scenes, kostum dan senjata dibantu oleh Caravan Studio, yang
dipimpin oleh Chris Lie.
Chris Lie adalah graphic designer Indonesia
yang memiliki pengalaman International. Adrianto Sinaga beserta tim art nya
telah menyiapkan sedikitnya 350 kostum serta 185 senjata yang berbasis budaya asli Indonesia.
Designer Tex Saverio yang pernah mendesain
kostum Katniss’s wedding dress (film The Hunger games), turut merancang khusus
salah satu kostum karakter dalam film Wiro Sableng ini.
Proses pengambilan gambar akan dilakukan di
beberapa titik di Jawa Barat dan Jakarta. Film WIRO SABLENG rencananya akan
tayang pada tahun depan.
Fox International Productions (FIP) adalah
anak perusahaan dari 20th Century Fox, didirikan pada tanggal 12 Mei 2008. FIP,
yang berkantor pusat di Los Angeles, California, memfokuskan diri pada produksi
dan akuisisi film lokal di beberapa teritory penting di dunia. Pada 1 September
2015, 20th Century Fox menunjuk Thomas Jegeus sebagai Presiden FIP.
Beberapa film yang telah diproduksi oleh FiP
diantaranya : Hwanghae (The Yellow Sea), Gokseong (The Wailling), Miss Bala,
Dao Jian Xiao (The Butcher, The Chef and the Swordsman), El Clan (Argentina),
dan Dragon Ball Z : Ressurection of ‘F’ (Jepang).
Lifelike Pictures didirikan pada tahun 2008
oleh Sheila Timothy dan Luki Wanandi. Didukung oleh tim lapangan yang
berpengalaman di bidang marketing dan industri hiburan, Lifelike Pictures
memiliki misi untuk memproduksi film-film Indonesia yang berkualitas.
Pintu Terlarang dan Modus Anomali adalah dua
film yang di produksi Lifelike Pictures dan di sutradarai oleh Joko Anwar. Pada
tahun 2014, Lifelike Pictures kemudian memproduksi Tabula Rasa, disutradarai
oleh Adrianto Dewo, yang memenangkan 4 Piala Citra pada FFI 2014.
Pada tahun 2017 ini, Lifelike Pictures juga
telah merilis sebuah film dokumenter berjudul Banda the Dark Forgotten Trail,
yang disutradarai oleh Jay Subyakto. Wiro Sableng akan menjadi film berikutnya
dari Lifelike Pictures. (8GlobaliTa – Lrd
Viga 801 / Riri MU).
Kirimkan pesan anda ke email kami di
: kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id