Prodia Luncurkan Program Kesehatan Keluarga
“Bebas ADB”
Penulis :
Lrd.Khalits
8Globalita.com-Jakarta, Di
ulang tahunnya yang ke 40 tgl 7 Mei 2013 lalu, PT Prodia Widyahusada yang
dikenal dengan Laboratorium Klinik Prodia meluncurkan Program Kesehatan
Keluarga sebagai ungkapan kasihnya kepada keluarga Indonesia yang telah
mempercayakan pemeriksaan kesehatannya kepada Prodia.
Kepedulian
Laboratorium Klini Prodia terhadap kesehatan keluarga ini diantaranya dengan
mewujudkan penyediaan Panel Check Up Kesehatan keluarga yang dirancang untuk
seluruh anggota keluarga sejak bayi baru lahir hingga lanjut usia.
Hingga Akhir
September ini Lab Klinik Prodia memberikan penawaran khusus bagi masyarakat
atau pelanggan yang melakukan pemeriksaan panel Check Up Kesehatan Keluarga
berupa keringan biaya pemeriksaan dan kesempatan memenangkan paket wisat sehat.
Bukan hanya
itu dengan tagline “Mom, How’s your family”, lab Klinik Prodia juga melakukan
edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui roadshow seminar di 18 kota dengan
bahasan utama tentang tumbuh kembang anak.
Selain itu,
Lab Klinik Prodia juga menyelenggarakan roadshow seminar untuk dokter umum
dengan tema Good Doctor for the Great Family, Seminar on Managing
Hypertension”.
Masih dalam
rangkaian Program Prodia Peduli Kesehatan Keluarga, sekaligus dalam rangka
ulang tahun Prodia ChildLab yang ke-2 tepatnya tgl 14 September, Laboratorium
Klinik Prodia bersama Prodia ChildLab menyelenggarakan Seminar Media, dengan
topic “Bebas Anemia Defisiensi Besi (ADB), Anak Tumbuh Sehat & Cerdas”.
Seminar ini
bagian dari Program Prodia Peduli Kesehatan Keluarga, dengan tagline, “Mom,
how’s your children” sebagai bentuk perhatian yang besar dari Laboratorium
Klinik Prodia terhadap anak-anak.
Tema tentang
anemia defisiensi besi (ADB) ini dipilih karena persoalan malnutrisi terutama
pada anak masih menjadi kekhawatiran di Negara berkembang termasuk Indonesia.
Hal ini disadari menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi dan anak.
“Malnutrisi
yaitu suatu kondisi medis yang disebabkan oleh cara makan yang tidak tepat atau
tidak mencukupi. Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan
undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang
kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan,”
demikian dijelaskan Prof dr Djajadiman Gatot Sp A (K) di acara seminar Media
Bebas Anemia Defisiensi Besi (ADB) Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas, yang
diselenggarakan Laboratorium Klinik Prodia, di Gedung Prodia ChildLab, Kramat,
Jakarta, Sabtu (21/9/2013)
Namun
demikian kata Djajadiman, istilah tersebut juga mencakup keadaan overnutrion
(gizi berlebih). “Ketika berbicara mengenai gizi kurang (undernutrition,
perhatian terbesar akan ditujukan pada anak, terutama balita,” tambahnya.
Problema
terbesar Negara ini tentang masalah nutrisi salah satunya adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB) yakni penyakit
kurang darah yg disebabkan kurangnya zatr besi untuk sintesis hemoglobin.
“Sering
terjadi pada bayi dan anak-anak, ADB juga merupakan jenis anemia yang paling
sering dijumapi di Indonesia,” ungkap Djajadiman.
Dijelaskannya,
penyakit ini rentan terjasi pada akhir masa bayi dan awal masa anak-anak,
diantaranya karena defisiensi besi saat masa kehamilan dan percepatan tumbuh
anak-anak yang disertai dengan rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena
penggunaan susu formula yang tidak cukup mengandung kadar besi.
Kejadian ADB
juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi
yang tidak mencukupi, pada remaja perempuan dapat diperparah oleh kehilangan
darah akibat menstruasi.
“Anak sejak
lahir sampai usia 18 tahun rentan mengalami anemia defisiensi besi,” ujar
Djajadiman. (Lrd.Khalits)