I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Sabtu, 21 September 2013

Prodia Luncurkan Program Kesehatan Keluarga “Bebas ADB”


Prodia Luncurkan Program Kesehatan Keluarga “Bebas ADB”
Penulis : Lrd.Khalits

8Globalita.com-Jakarta,  Di ulang tahunnya yang ke 40 tgl 7 Mei 2013 lalu, PT Prodia Widyahusada yang dikenal dengan Laboratorium Klinik Prodia meluncurkan Program Kesehatan Keluarga sebagai ungkapan kasihnya kepada keluarga Indonesia yang telah mempercayakan pemeriksaan kesehatannya kepada Prodia.

Kepedulian Laboratorium Klini Prodia terhadap kesehatan keluarga ini diantaranya dengan mewujudkan penyediaan Panel Check Up Kesehatan keluarga yang dirancang untuk seluruh anggota keluarga sejak bayi baru lahir hingga lanjut usia.

Hingga Akhir September ini Lab Klinik Prodia memberikan penawaran khusus bagi masyarakat atau pelanggan yang melakukan pemeriksaan panel Check Up Kesehatan Keluarga berupa keringan biaya pemeriksaan dan kesempatan memenangkan paket wisat sehat.

Bukan hanya itu dengan tagline “Mom, How’s your family”, lab Klinik Prodia juga melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui roadshow seminar di 18 kota dengan bahasan utama tentang tumbuh kembang anak.

Selain itu, Lab Klinik Prodia juga menyelenggarakan roadshow seminar untuk dokter umum dengan tema Good Doctor for the Great Family, Seminar on Managing Hypertension”.

Masih dalam rangkaian Program Prodia Peduli Kesehatan Keluarga, sekaligus dalam rangka ulang tahun Prodia ChildLab yang ke-2 tepatnya tgl 14 September, Laboratorium Klinik Prodia bersama Prodia ChildLab menyelenggarakan Seminar Media, dengan topic “Bebas Anemia Defisiensi Besi (ADB), Anak Tumbuh Sehat & Cerdas”.
Seminar ini bagian dari Program Prodia Peduli Kesehatan Keluarga, dengan tagline, “Mom, how’s your children” sebagai bentuk perhatian yang besar dari Laboratorium Klinik Prodia terhadap anak-anak.

Tema tentang anemia defisiensi besi (ADB) ini dipilih karena persoalan malnutrisi terutama pada anak masih menjadi kekhawatiran di Negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disadari menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi dan anak.

“Malnutrisi yaitu suatu kondisi medis yang disebabkan oleh cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan,” demikian dijelaskan Prof dr Djajadiman Gatot Sp A (K) di acara seminar Media Bebas Anemia Defisiensi Besi (ADB) Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas, yang diselenggarakan Laboratorium Klinik Prodia, di Gedung Prodia ChildLab, Kramat, Jakarta, Sabtu (21/9/2013)

Namun demikian kata Djajadiman, istilah tersebut juga mencakup keadaan overnutrion (gizi berlebih). “Ketika berbicara mengenai gizi kurang (undernutrition, perhatian terbesar akan ditujukan pada anak, terutama balita,” tambahnya.

Problema terbesar Negara ini tentang masalah nutrisi salah satunya adalah  Anemia Defisiensi Besi (ADB) yakni penyakit kurang darah yg disebabkan kurangnya zatr besi untuk sintesis hemoglobin.

“Sering terjadi pada bayi dan anak-anak, ADB juga merupakan jenis anemia yang paling sering dijumapi di Indonesia,” ungkap Djajadiman.

Dijelaskannya, penyakit ini rentan terjasi pada akhir masa bayi dan awal masa anak-anak, diantaranya karena defisiensi besi saat masa kehamilan dan percepatan tumbuh anak-anak yang disertai dengan rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula yang tidak cukup mengandung kadar besi.
Kejadian ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak mencukupi, pada remaja perempuan dapat diperparah oleh kehilangan darah akibat menstruasi.

“Anak sejak lahir sampai usia 18 tahun rentan mengalami anemia defisiensi besi,” ujar Djajadiman. (Lrd.Khalits)