Prodia Cegah ADB Sejak Dini
Penulis :
Lrd.Khalits
8Globalita.com-Jakarta, Dari data Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2001, hamper semua kelompok usia anak mengalami Anemia Defisiensi Besi
(ADB) dengan prevalensi terbesar yang mengalami anemia adalah usia 0 - 2 tahun
dan merupakan masa periode emas pertumbuhan otak.
Anemia
Defisiensi Besi (ADB) ini tidak dapat dainggap enteng karena bila kondisi ini
dialami oleh seorang anak, maka akan berdampak terhadap proses tumbuh kembang anak
dikemudian hari yakni mengganggu perkembangan motorik, kognitif, mental serta
menimbulkan gangguan pertahanan tubuh yang tentunya berdampak negative terhadap
kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Dalam arti tidak hanya pada
pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan mentalnya bahkan produktivitas
suatu bangsa.
Menurut Prof
dr Djajadiman Gatot Sp A (K), criteria anemia menurut WHO adalah dengan kadar
Hemoglobin (Hb) dalam g/dL adalah usia < 6 th : Hemoglobin < 11 g/dL dan usia > 6 th : Hemoglobin < 12 g/dL.
Dengan
gejala pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala
komplikasi antara lain lemas, mudah lelah, mudah infeksi, gangguan prestasi
belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.
Timbulnya
anemia pada anak dipicu beberapa sebab, diantaranya hilangnya sel darah atau
pendarahan, produksi sel darah merah yang menurun, bahan pembentuk sel darah
merah yang berkurang dan penghancuran sel darah merah (hemolisis).
“Dampak
kekurangan zat besi dapat menurunkan ketahanan tubuh menghadapi penyakit
infeksi karena dalam keadaan kekurangan zat besi kekebalan tubuh tidak bisa
berfungsi dengan baik. Selain itu kekurangan zat besi akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya,” papar Prof dr Djajadiman Gatot Sp A (K) di
acara seminar Media Bebas Anemia Defisiensi Besi (ADB) Anak Tumbuh Sehat dan
Cerdas, yang diselenggarakan Laboratorium Klinik Prodia, di Gedung Prodia
ChildLab, Kramat, Jakarta, Sabtu (21/9/2013).
Akibatnya
lanjutnya, dalam kegiatan sehari-hari anak mnjadi tidak aktif, malas, cepat
lelah serta cepat mengantuk, lebih jauh itu akan mempengaruhi kecerdasan dab
daya tangkap anak.
ADB sendiri
di awali dengan penurunan cadangan besi, kemudian terjadi kekurangan zat besi
(defisiensi besi) dan akan berkembang menjadi anemia defisiensi besi.
Sebenarnya
ADB bisa diantisipasi dengan mendeteksi sejak awal yaitu ketika masih pada
tahap terjadinya penurunan cadangan zat besi. Yaitu dengan melakukan skrining
ADB melalui pemeriksaan laboratorium.
Sebagaimana
dijelaskan Prof dr Rahajuningsih Setiabudi Sp PK (K) bahwa pemeriksaan
kesehatan keluarga sangat penting dilakukan khususnya Panel Check Up Anak untuk
mengetahui adanya kelainan atau penyakit secara lebih awal sehingga dapat
segera diatasi dengan tepat, serta memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak
berlangsung dengan baik.
Pemeriksaan
laboratorium penting untuk mengetahui status anemia dananemia defisiensi besi
adalah Hemoglobin (Hb), Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH), Red cell distribution width (RDW), Reticulocyt hemoglobin content
(Ret-He), Retikulosit (ret).
Untuk
parameter biokimia yang penting diketahui yakni Ferritin serum, Serum Iron
(FE), Total iron binding capacity (TIBC), Saturasi transferin.
Bakti social
dilaksanakan Laboratorium Klinik Prodia sebagai ungkapan syukur memperingati
HUT Prodia ChildLab yang kedua. Yakni skrining anemia gratis untuk 105 murid SD
di arena Kramat (SDN 05 pagi, 06 pagi 07 petang) dari tgl 10 – 13 September
2013 lalu.
Edukasi
tentang Anemia pad muris SD, Orang tua murid dan guru SD, disamping juga
dilakukan pemberian apresiasi berupa pemberian keringan pemeriksaan 20% dan
souvenir khusus kepada pelanggan yang melakukan pemeriksaan laboratorium tgl 16
– 21 September, serta pemberian skringing anemia gratis untuk yang berulang
tahun di tanggal yang sama dengan Prodia ChildLab.
“Dari hasil
statistic skrining anemia gratis untuk 105 murid SD, ternyata hasilnya 13.3%
murid mengalami Hb rendah, yakni sebanyak 14 murid, 3.8% murid mengalami Hb
Normal, MCV,MCH menurun dan 82.8% murid mengalami Hb normal. Dari jenis anemia
65% mengalami MCV,MCH rendah < ini kemungkinan kea rah Anemia Defisiensi
Besi,” terang Hera Yulianian Intantri, M Kes selaku Prodia ChildLab Head, di
acara seminar, di gedung Prodia ChildLab di Jakarta, Sabtu (21/9/2013)
Demi
mendukung terwujudnya Indonesia sehat, salah satu komitmen Prodia adalah
,memberikan edukasi dan informasi diagnostic melalui seminar. Program tersebut
dilakukan secara berkala dengan berbagai topic dan disuguhkan bagi masyarakat
yang membutuhkan informasi kesehatan. (Lrd.Khalits)