Rabu 21 Oktober 2015 || 21 : 32 WIB
Kategori : Politik
Penulis : Lrd Viga
801 / Riri
Jokowi Masih Harus Banyak Belajar Dan Tambah
Wawasan
8GlobaliTa – Jakarta,
Menyoroti Kinerja Kepemimpinan Jokowi – JK sebagai presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia, seorang tokoh nasional dan juga anggota HMI angkatan 66, H
Azhari Boy Dt R Mulie yang senantiasa mengamati dan memperhatikan perjalanan
kemajuan bangsa dari hari ke hari, tak bosan-bosannya memberikan masukan dan
maupun nasehat dan pandangan demi untuk kemajuan dan perubahan bangsa Indonesia
ke arah yang lebih baik.
Sebagai bapak pemerhati keselamatan bangsa H Azhari Boy
Datuk R Mulie, tak segan-segan memberikan kritik membangun dan pandangan serta
solusi yang harus dikerjakan oleh para pemangku kebijakan di negeri ini. hal
itu dilakukannya sebagai bentuk kecintaannya kepada tanah air dan bangsa serta
kemakmuran rakyat Indonesia
yang dikenal sebagai negara yang kaya, subur dan makmur.
Saat disingung tentang setahun kinerja Jokowi – JK menjadi
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, H Azhari Boy Datuk R Mulie
mengatakan masih banyak yang salah dan tidak tepat yang dilakukan Jokowi – JK
dalam menjalankan pemerintahan sebagai presiden maupun wakil preseiden.
Namun demikian H Boy panggilan akrab H Azhari Boy Dt R
Mulie, hal itu wajar, karena sebagai manusia Jokowi – JK tidak sempurna . Akan
tetapi kekurangan tersebut tidak dijadikan sebagai alasan untuk terus melakukan
ketiak benaran. Sebaiknya yang kurang tepat dapat segera diperbaiki dengan
hal-hal yang benar.
“Menurut pandangan saya, masih banyak kurang tepatnya Jokowi
dalam melaksanakan kebijakan, pertama agamanya belum dalam, sehingga banyak
tindakan-tindakan kurang sejalan dengan agama. Kedua ilmu pengetahuannya belum
luas, ini terlihat dari banyak tindakan dan cara yang tidak sesuai dengan ilmu
pengetahuan, oleh sebab itu, sebagai pemimpin dan sebagai seorang presiden
Jokowi harus lebih banyak belajar, belajar dan belajar lagi. Juga harus lebih
banyak bertanya kepada yang ahli dan mengerti. Ketiga sebagai pemimpin Jokowi masih
harus banyak menggali pengetahuan dan wawasan, maka Jokowi masih harus menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan dalam segala bidang, agar tidak salah langkah dan
tidak merusak negara,” jelas H Boy.
“Yang terpenting Jokowi agar banyak bertanya kepada yang
sudah ahli, dalam setiap akan bertindak. Seperti ahi agama, ahli ekonomi, ahli
politik, ahli ketatanegaraan, ahli pengetahuan, termasuk kepada yang ahli tentang
kepemimpinan,” tambah H Boy lagi.
Hal tersebut disampaikan H Boy, dikarenakan banyak yang
tidak tepat dilakukan Jokowi sebagai presdien maupun Jusuf Kalla selaku wakil
presiden. terutama tindakan dalam hal kebijakan yang menyangkut hajat hidup
orang banyak.
Padahal kata H Boy, Jusuf Kalla sebagai wakil presiden,
sudah cukup berpengalaman, tapi masih melakukan kesalahan dalam tindakan yaitu
melanggar prinsip-prinsip kedaulatan ketatagaraan dan melanggar ekonomi
kerakyatan. Seperti menaikkan harga BBM.
“Menaikan BBM dalam kondisi ekonomi rakyat sedang terpuruk itu
suatu kesalahan besar, itu sama artinya dengan merusak negara, merusak
perekonomian rakyat. Sebagai seorang Presiden seharusnya Jokowi memperbaiki
kesalahan itu. Tapi sampai saat ini Jokowi justru seakan menikmati kesengsaraan
rakyat yang semakin terpuruk dalam kondisi ketidak mampuan ekonomi. Tapi jika
saja Jokowi bertindak tepat dengan mengembalikan harga BBM ke harga semula, insya
Allah negara ini selamat,” tegas H Boy.
Karena kata H Boy, sebagai presiden Jokowi adalah sosok yang
mempunyai kelebihan, yaitu rendah hati, tidak rakus dengan duit, kecintaan pada
negara tebal, dan terlebih jokowi adalah sosok yang mau diperbaiki, selain itu,
bisa betindak cepat dan pekerja keras. Oleh sebab itu, untuk menyelamatkan
bangsa, dalam setiap melaksanakan kebijakan Jokowi harus banyak bermusyawarah
mufakat dengan yang sudah berpengalaman dan ahli di bidangnya.
Hal itu diungkapakannya, karena ada banyak figur pemimpin Indonesia yang
tidak mau mendengar, tidak mau diperbaiki, bahkan tidak menyampaikan informasi
kepada rakyat secara benar. Termasuk banyak figur pemimpin yang justru lebih
besar rasa takut orang lain tersinggung oleh suatu keputusan atau informasi
yang benar.
“Seorang peimpin harus bisa pantang takut untuk mengatakan
salah jika itu salah, dan mengatakan benar jika itu benar, jangan pernah ada
rasa tidak enak sekalipun itu kepada menterinya atau bahkan wakilnya, karena
menutup-nutupi seorang yang melakukan kesalahan, itu suatu kesalahan besar. Kapan
bangsa ini mau berubah lebih baik dan bersih, kalau yang salah tetap ditutupi,
tetap dipelihara,” kata H Boy.
Negara ini membutuhkan pemimpin yang berani seperti Rizal
Ramli, Ahok, Risma. Untuk menyelamatkan bangsa dan rakyat kata H Boy, Kita
butuh lebih banyak pemimpin-pemimpin seperti itu, berani – tegas dan tanpa
kenal takut mengatakan pejabat yang melakukan kesalahan. Mulai dari Presiden,
Wakil Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Lurah bahkan hingga
ketingkat pemimpin yang paling rendah seperti RT dan RW.
Untuk menyelamatkan bangsa dan negara serta membangun negara
ke arah yang lebih baik dan mewujudkan masyarakat makmur sejahtera kuncinya
adalah diperlukan orang-orang bersih dan berani untuk mempimpin di negeri ini,
berani mengatakan benar dan salah kepada siapapun pejabat yang melakukan
kesalahan tanpa pandang bulu - tanpa tebang pilih. Karena yang bisa mengatur
dunia menjadi baik adalah orang yang beragama baik, yang ilmu pengetahuannya
luas, dan berani, begitu juga pemimpin yang direstui Allah itu adalah orang
yang memiliki 4 syarat kepemimpinan saah satunya adalah beragama baik
sebagaimana sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. (8GlobaliTa
– Lrd Viga 801/Riri).