I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Kamis, 22 Oktober 2015

Politik/Kam-22-10-2015/20:39-WIB/Untuk Selamatkan Bangsa Tidak Bisa Sendirian


Kamis 22 Oktober 2015 || 20 : 39 WIB
Kategori : Politik
Penulis   : Lrd Viga 801/Riri

Untuk Selamatkan Bangsa Tidak Bisa Sendirian




8GlobaliTa – Jakarta, Untuk menyelamatkan bangsa dari keterpurukan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Tidak bisa hanya dilakukan oleh presiden saja, oleh wakil presiden saja, oleh gubernur saja, oleh bupati saja, tetapi harus oleh seluruh rakyat Indonesia. Maka sebab itu para pemimpin di negeri ini mulai dari tingkat RT, RW, Lurah, Kepala Desa, Camat Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri hinga wakil Presiden dan Presiden tidak seharusnya mengabaikan rakyat. Tanpa rakyat negara ini bukanlah negara. Karena berdirinya suatu negara itu salah satu syaratnya adalah harus memiliki rakyat. 

 
Demikian diungkapkan tokoh nasional anggota HMI angkatan 66, H Azhari Boy Datuk R Mulie yang juga salah satu tokoh masyarakat pemerhati keselamatan bangsa yang konsen terhadap kemajuan bangsa dan negara. Hal tersebut di sampaikannya kepada penulis Lrd Viga -801 yang aktif menulis di beberapa media seperti 8GlobaliTa – Puteriputeri.com – Majalah Objective News –Majalah Inplus – Majalah Fakta – dan lain-lain, dikediamannya, di kawasan Rawamangun – Jakarta, Kamis (22/11/2015).

Untuk membangun Indonesia menjadi bangsa yang dihormati, makmur dan sejahtera diperlukan kebersamaan. Bangsa ini bukan milik perorangan, bukan milik presiden dan wakil presiden saja, tetapi milik seluruh rakyat. Sebuah bangsa akan bisa maju dan berkembang serta tercapai tujuan harus ada saling membutuhkan antara pimpinan dengan rakyat.

Oleh sebab itu, saling dukung dan saling sokong untuk sebuah kebajikan, sangat diperlukan, sebagai sebuah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Maka kepada seluruh rakyat Indonesia, jika ingin negara ini selamat dan baik, harus bisa secara bersama-sama meluruskan yang tidak benar menjadi benar. Berani mengatakan salah jika itu salah, dan mengatakan benar jika itu benar. Hal ini berlaku kepada siapapun, bukan hanya kepada rakyat, tetapi juga kepada para pemimpin.

Jangan membiarkan yang salah semakin bertumpuk, karena untuk memperbaiki negara yang sudah semrawut bak benang kusut ini, tidak hanya bisa dilakukan oleh Jokowi seorang, atau oleh Jusuf Kalla saja. Tidak bisa secara sendiri-sendiri, melainkan harus secara bersama-sama, seluruh rakyat Indonesia, dari barat sampai ke timur, dari Aceh sampai ke Papua, dari Serambi Mekah hingga Pulau Rote.

Oleh sebab itu, kehadiran rakyat tidak bisa diabaikan atau dinomor duakan. Justru rakyat harus menjadi tujuan nomor satu dalam program dan mengeluarkan kebijakan apapun. Mulai dari pemimpin daerah hingga pemimpin negara.

Pemikiran inilah yang saat ini tidak dimiliki oleh para pemimpin dan pemangku kebijakan di negeri ini, sehingga kondisi negara, dari hari kehari semakin semrawut dan terpuruk di segala bidang. Karena para pemimpin dan pemangku kebijakan dinegeri yang saat ini berpengaruh, dan punya kedudukan, hanyalah mementingkan dirinya sendiri, mementingkan kelompoknya, mementingkan keluarganya saja, tidak mementingkan rakyat dan bangsa ini secara keseluruhan.

“Indonesia sejak reformasi 25 tahun ini berjalan, tidak menjalankan sebagaimana ketentuan yang dianjurkan agama, banyak pemimpin yang melakukan tindakan dan sepak terjang yang tidak baik dan tidak terpuji, bahkan sangat buruk. Tentu saja hal-hal buruk ini, akan dicontoh dan dipraktekan pula oleh seluruh rakyatnya. Seperti pepatah, “Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari”. Seperti itulah yang terjadi di negara kita, saat ini,”  papar H Azhary Boy Datuk R Mulie.

“Saat ini kita semua mengalami keterpurukan yang amat dahsyat, mulai dari tatanan kenegaraan, kerentanan secara religi dan keyakinan,” tambah nya.

porakporandanya perekonomian yang kita derita ini, membuat para pemimpin kehilangan akal pikiran, sehingga harus menjual asset bangsa dan negara untuk menutupi hutang negara, itu tidak lain adalah hukuman Allah sang maha pencipta. Karena kita melakukan hal buruk dan berakhlak sangat buruk yaitu tidak melaksanakan ajaran agama dengan baik dan benar.

Untuk bisa negara ini kembali baik dan berjalan sebagaimana tujuan para pendiri bangsa, yaitu memakmurkan dan mensejahterakan rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Pulau Rote, ini harus di komandoi oleh Presiden sebagai kepala negara, sebagai kepala pemerintahan. Kemudian diikuti oleh para Menteri, Kepala-kepala Daerah dari Aceh sampai Papua. Untuk kemudian baru akan diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia.

Tidak hanya para pemimpin atau Kepala Daerah, tapi juga termasuk oleh pemangku adat, para tetua hingga ahli agama, harus turut serta dalam hal ini. Bahkan seluruh rakyat melalui pemimpin dan pemuka agama, harus melakukan taubatan nashuha, betul-betul melakukan pertobatan secara massal dan menyampaikan rasa penyesalan yang dalam kepada sang maha pencipta atas semua kesalahan yang telah kita lakukan selama ini dalam menjalani hidup dan membangun rakyat dan negara. Untuk kemudian berbuat yang baik dan menjalankan hidup yang benar sebagaimana perintah Allah sang pencipta.

“Insya Allah jika itu kita lakukan, Allah akan memberikan kita jalan kebaikan. Maka itu kita seluruh bangsa perlu melakukan tobat nasional, yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia, dengan dipimpin oleh presiden dan dilakukan secara terus menerus, baik itu melalui sholat Jumat, di tempat-tempat ibadah, seperti tempat pengajian dll. Sampai kepada tujuan negara ini selamat,” kata H Boy, panggilan akrab H Azhary Boy Datuk R Mulie.

“Saran saya, meminta ampun kepada Allah hadiahnya sangat besar, ada 7 yaitu kesatu, diampuni kesalahan, kedua dimasukkan ke dalam surga, ketiga, ditinggikan derajat, keempat, diberi kemudahan-kemudahan dalam setiap urusan, kelima, jika ada kesukaran, Allah memberi jalan keluarnya, keenam di datangkan rizki dari segala tempat, dan ketujuh dicukupkan semua kebutuhan,” pungkas H Boy memberi saran. (8GlobaliTa – Lrd Viga 801/Riri).


Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita