Jumat 23 Oktober 2015 || 21 : 35 WIB
Kategori : Politik
Penulis : Lrd Viga –
801
Sumber : H Azhari Boy
Datuk R Mulie
Kecele
Dengan Sosok Figur Jusuf Kalla
8GlobaliTa –
Jakarta, “Selama
satu tahun pemerintahan Jokowi – JK ini, sejak 20 Oktober 2014 – 20 Oktober
2015, hasilnya sudah ada, tapi belum banyak dirasakan oleh rakyat Indonesia.
Jokowi bekerja keras, itu benar. Kita tahu itu, tapi tidak ada hasil yang
dirasakan rakyat secara nyata. Jokowi tidak mata duitan, itu juga kita tahu,
Jokowi juga seorang yang suka menolong orang,
dan rendah hati. Jokowi sosok yang mau turun kebawah, dan tidak pantang
menyerah, tetapi manusia tidak sempurna, agamanya belum dalam dan pengalaman
kepemimpinannya masih sangat kurang. Itu wajar, sebagai manusia,”
Begitulah
ungkapan yang disampaikan tokoh Nasional dan pemerhati keselamatan bangsa H
Azhary Boy Datuk R Mulie yang juga Anggota HMI angkatan 66, saat di mintai
keterangannya tentang satu tahun pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla, di rumahnya
di kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Jumat (23/11/2015).
Lebih jauh
H Boy, demikian panggilan akrab H Azhary Boy Datuk R Mulie, mengatakan, “Kita
berharap Jusuf Kalla sebagai wakil presiden yang pernah punya pengalaman di bidang
itu, bisa membantu Jokowi. Tetapi apa yang terjadi? Jusuf Kalla yang semula
kita anggap baik, ternyata tidak baik. Tidak banyak menolong Jokowi dalam
memperbaiki negara ini”.
Untuk
memperbaiki negara yang sedang terpuruk di segala bidang ini, tidak bisa
“aku-akuan” tetapi harus secara bersama-sama saling mendukung dan saling
membantu, saling mengoreksi satu sama lain. Jangan pernah jadi pengkhianat,
karena membangun negara ini tidak bisa sendirian.
Sosok
Prabowo yang namanya sedang melambung dan juga Ketua Umum sebuah Partai yang
saat ini sedang naik pamornya, seharusnya juga ikut serta menyelamatkan bangsa
bersama-sama dengan Jokowi, jangan lagi berpikir kalah dan menang soal
pemilihan presiden yang sudah lampau. Karena jika tidak sekarang, mau kapan
lagi? Prabowo memberikan sumbangsihnya kepada negara dan bangsa. membangun dan
membaktikan diri kepada negara. Apalagi ia pernah menjadi Pangkostrad dan
kepala Kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopasus), dari sisi keamanan negara ini
memerlukan sosok Prabowo. Oleh sebab itu, jika tidak sekarang kapan lagi
Prabowo mau turun tangan untuk keselamatan bangsa dan negara. Untuk bisa
berbakti kepada negara, tidak harus selalu menjadi presiden.
Karena kata
H Boy, umur manusia tidak ada yang tahu, kapan sakit atau meninggal, tidak ada
yang tahu. maka, untuk sesuatu yang baik tidak boleh ditunda-tunda. Apalagi
sebagai figur yang punya pengalaman di bidang keamanan dengan pangkat tertinggi
yaitu Pangkostad, tentulah banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman Prabowo.
“Saat ini
Prabowo sedang disorot baik, apalagi sebagai Ketua Umum salah satu Partai yang
juga kuat, saya sarankan untuk turun membantu Jokowi, ide, pemikiran dan
keluasan pengalaman Prabowo, baik dalam keamanan maupun soal pangan sangat
diperlukan Jokowi untuk menyelamatkan bangsa dan negara demi kemakuran seluruh
rakyat Indonesia,” ujar H Boy, yang tiada henti-hentinya memberikan pandangan
dan masukan demi menyelamatkan bangsa, melalui pemikiran-pemikirannya yang
disampaikannya kepada penulis, Lrd Viga – 801, yang aktif menulis di beberapa
media seperti 8Globalita, Puteriputeri, Sketsa Nusantara, Objective News, Fakta
News, Media Nusantara, WartaTV, Interview Plus, Muki News, dll.
Disinggung
tentang banyaknya buruh dan mahasiswa yang turun ke jalan mengkritik Jokowi
serta menyuarakan rasa ketidak adilan, Menurut H Boy itu adalah sesuatu hal
yang bagus.
“Itu bagus.
Sepanjang dilakukan dengan tertib dan mengikuti aturan, itu sah-sah saja. Dan jangan
dianggap sebagai suatu penyerangan. Mereka turun ke jalan, kan karena ada sebabnya, seperti menutut hak
mereka, merasakan ketidak adilan, dan lain-lain, dan saya pikir, itu kritik,
dan hal seperti itu penting, untuk mengingatkan pemerintah. Agar pemerintah
dalam mengeluarkan kebijakan lebih hati-hati,” ucap H Boy.
Oleh sebab
itu Lanjut H Boy, seyogyanya aksi rakyat dan mahasiswa yang turun ke jalan itu,
tidak dianggap sebagai sebuah penyerangan kepada pemerintah tetapi sebagai pengingat.
Karena tanpa itu, roda kepemimpinan siapapun tidak akan mampu berjalan mulus
dan lancar, tanpa adanya kritik dan arahan yang dilontarkan buruh dan mahasiswa
yang sesungguhnya adalah rakyat Indonesia,
yang patut kita junjung tinggi harkat dan martabatnya.
Melalui
demo itulah kiritik bisa sampai ketelinga pemimpin, karena melalui anggota DPR
yang sudah aku-akuan itu, pesan dan kritik masyarakat tidak akan sampai ke
pemerintah atau presiden. Kerena partai politik yang menguasai DPR saat ini
cenderung hanya memihak dan mementingkan dirinya sendiri, mementingkan keluarganya,
kelompok dan golongannya saja, mementingkan Ketua Umum dan Partainya saja,
bukan untuk kepentingan rakyat seluruh Indonesia, juga bukan untuk kepentingan
bangsa dan negara tapi hanya untuk kepentigan segelintir orang.
“Ucapannya
saja yang mengatakan untuk bangsa dan negara, untuk rakyat, tapi prakteknya
tidak!, mereka hanya membual, menjual nama rakyat. Membodoh-bodhi rakyat,
mengiming-imingi rakyat, mengatas namakan rakyat, dan itu bulsit, omong kosong!
karena prakteknya keberadaan anggota DPR sama sekali tidak berpihak kepada
rakyat, apalagi membela kepentingan rakyat. Tidak sama sekali!,” terang H Boy.
Maka itu,
tambahnya, sah-sah saja buruh dan mahasiswa melakukan demo, turun ke jalan
menyampaikan aspirasinya, menkritik atas semua kebijakan pemerintah dan pemimpin
yang tidak berpihak kepada rakyat. Menyampaikan aspirasi itu dilindungi
undang-undang, dan itu salah satu ciri negara demokratis, negara yang memiliki
rakyat dan ciri sebuah negara yang sedang membangun.
“Yang
terpenting siapapun yang melakuka aksi demo turun ke jalan, tidak merusak
fasilitas umum dan fasilitas sosial,
termasuk fasilitas ibadah, karena bila itu dirusak, kita juga sebagai rakyat
yang rugi,” ucap H Boy, mengingatkan.
Selain itu,
H Boy juga menyarakan, agar Kepolisian dan pihak-pihak keamanan yang menangani
aksi demo massa ini, agar bisa bertindak bijak,
tidak perlu radikal dan arogan menghadapi massa.
Karena mereka yang melakukan demo itu adalah rakyat Indonesia. Tujuan mereka demo massa, untuk memberikan
kritik kepada pemerintah dan para pemangku kebijakan di negeri ini. Kritik yang
disampaikan adalah hal yang harus dihargai karena sebagai rambu pengingat bagi
para pemangku kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
“Jika
kebijakan berpihak kepada rakyat, pastilah rakyat seperti buruh dan mahasiswa
tidak akan turun kejalan melakukan aksi demo. Massa
berdemo itu kan
karena kebijakan yang dibuat pemimpin dan pemangku kebijakan tidak sesuai
dengan keadaan dan kondisi rakyat saat ini, yang sedang terpuruk dalam
perekonomian. Akibat minimnya lowongan pekerjaan, kebutuhan ekonomi semakin
tinggi, namun pemasukan sangat rendah. Tidak sesuai dengan pendapatan,” ungkap
H Boy, seakan ikut menyelami keadaan rakyat saat ini.
“Seharusnya
pemerintah dalam membuat kebijakan lebih berpihak kepada kebutuhan rakyat
banyak, seperti menyediakan lapangan pekerjaan lebih banyak, meningkatkan
penghasilan, karena penghasilan saat ini tidak mencukupi semua kebutuhan
ekonomi yang serba melangit bagai roket,” Tegas H Boy, penuh penekanan. (8GlobaliTa – Lrd Viga / 801).