I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Senin, 16 Mei 2016

Film/Sen-16-05-2016/20:01-WIB/One Productions Luncurkan Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara



Senin 16 Mei 2016 || 20 : 01 WIB
Kategori : Film
Penulis   : Lrd Viga 801 / Riri Ulva

One Productions Luncurkan Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara

 
8GlobaliTa – Jakarta. One Productions meluncurkan Film karya Sutradara Herwin Novianto berjudul “Aisyah - Biarkan Kami Bersaudara”, dihadapan sejumlah awak media, di Jakarta, Senin (16/05/2016) dan mulai ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh tanah air tanggal 19 Mei 2016.

Aisyah (diperankan oleh Laudya Cynthia Bella) adalah seorang sarjana yang baru saja lulus. Ia tinggal di sebuah kampung kecil di Ciwidey, Jawa Barat bersama Ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Kamuong yang hijau, ditengah area perkebunan teh yang sejuk dan sarat dengan nilai religius.

 
Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang guru. Oleh karena itu, ia mendaftarkan diri ke sebuah yayasan yang mengatur sarjana yang mau bekerja sebagai pendidik di seluruh pelosok Indonesia.

Suatu hari, Ia mendapatkan telepon dari yayasan tempat ia mendaftarkan diri. Ternyata ia sudah mendapatkan tempat untuk mengajar. Sebuah lokasi yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya bernama Dusun Derok, di Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penempatan ini menjadi konflik kecil dengan ibunya (yang diperankan oleh Lydia Kandou). Akan tetapi karena kerasnya niat, Aisyah memutuskan untuk tetap berangkat ke NTT.

Dari awal kedatangan, ia sudah merasa “asing”. Apalagi ketika datang, masyarakat salah menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai kerudung. Suster Maria sebagai guru di kampung tersebut. Sehingga kesalahpahaman ini sudah bisa diatasi, ia tetap merasa gamang.

 
Kampung yang terpencil, tanpa listrik dan sinyal selular. Musim kemarau yang panjang dan air susah didapat. Lingkungan yang baru, tradisi yang serba asing dan ruang lingkup religius yang berbeda membuat Aisyah gamang. Ada tokoh Pedro (diperankan oleh Arie Kriting) yang membuat persoalan keseharian Aisyah sedikit teratasi.

Awal sebagai guru, ia harus menghadapi kebencian salah satu muridnya bernama Lordis Defam. Awalnya dia tidak tahu kenapa Lordis membencinya, bahkan mempengaruhi teman-teman sekelasnya sehingga tidak mau masuk sekolah.

Belakangan lewat kepala dusun, Aisyah mengerti bahwa kedatangannya sebagai guru yang muslim dianggap musuh bagi mereka yang mayoritas beragama Katolik. Pemahaman itu dimengerti oleh Lordis Defam lewat pamannya, yang ketika konflik Ambon berlangsung ia berada di kota tersebut.

Perlahan, Aisyah berhasil mendekati anak-anak. Ia tidak hanya mengajari mereka ilmu pengetahuan, tetapi juga budi pekerti dan artinya hidup bertoleransi. (8globaliTa – Lrd Viga 801/Riri Ulva).



Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita.

Kirimkan pesan anda ke email kami di : kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id