Rabu 3 Agustus 2016 || 20 : 04 WIB
Kategori :
Film
Penulis : Lrd Viga 801 / Riri Ulva
PT
Pembangunan Jaya Merilis Film Maestro dan Tokoh Indonesia
8GlobaliTa –
Jakarta, Memperingati
hari ulang tahunnya yang ke-55 tahun, PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya atau
dikenal dengan PT Pembangunan Jaya yang selanjutnya disebut Jaya akan
mempersembahkan sebuah film digital bergenre documenter berjudul ‘Maestro dan
Tokoh Indonesia’ atau disebut Film Maestro.
Film
tersebut didedikasikan untuk anak bangsa, masyarakat Indonesia terutama generasi muda
sebagai generasi penerus. Film yang berdurasi total selama kurang lebih 45
menit ini mengangkat profil tokoh-tokoh Nasional Indonesia yang sepanjang
hidupnya telah bekerja keras dengan sepenuh hati sekaligus menginspirasi bangsa
Indonesia
lewat prestasinya.
“Usia
perusahaan yang menembus lima
decade merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan. Hal ini dapat terwujud
berkat nilai-nilai luhur para pendiri kami, yaitu berani berinovasi, penuh
pengabdian dan kerja keras, memiliki kepedulian social, berkewirausahaan, serta
jujur dan patut, demi membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan
masyarakat Indonesia khususnya kota Jakarta. Nilai-nilai budaya inilah yang
menjadi inspirasi kami untuk memberikan persembahan kepada masyarakat melalui
film documenter “Maestro dan Tokoh Indonesia”, ungkap Sutopo Kristanto,
Direktur PT Pembangunan Jaya.
Film
Maestro menceritakan tentang tokoh inspiratif yang telah menunjukkan sikap dan
karya yang penuh inovasi, kerja keras, kepedulian social, kejujuran dan
kepatuhan, dimana tokoh-tokoh tersebut adalah Soejoedi Wiryoatmadja, seorang
arsitek dan Chairil Anwar, seorang Sastrawan.
Untuk
memilih tokoh-tokoh inspiratif ini secara objektif dan komprehensif, Jaya
membentuk tim curator yang bertanggung jawab atas nominasi dan pemilihan tokoh
inspiratif di bidangnya. Terpilih sebagai ketua curator adalah Goenawan
Muhamad, seorang sastrawan Indonesia
terkemuka yang juga dikenal sebagai pendiri majalah Tempo. Goenawan bersama
anggota lainnya yang berasal dari profesi berbeda, arsitektur dan kesusastraan,
menyeleksi kandidat tokoh-tokoh yang dapat dipilih sebagai tokoh inspiratif
dengan criteria tertentu yang telah ditetapkan, antara lain memiliki prestasi
nasional dan internasional serta sikap dan karya mencerminkan nilai-nilai yang
dijunjung oleh Jaya.
“Tim
memilih Soejoedi Wiryoatmadja dengan alasan relevansi penekanan pentingnya
membawa nilai kearifan local pada karyanya yang dapat diterjemahkan dalam dunia
internasional. Karya-karya beliau diyakini dapat menginspirasi generasi muda
yang akan melihat dan mempelajarinya, dan bahwa karyanya tersebut masih relevan
pada saat ini. sebagai contoh, Beliau merancang gedung ASEAN berdasarkan
filsafah sawah yang membawa kearifan local di kancah internasional. Sementara
Chairil Anwar dipilih dengan alasan bahwa beliau sangat kuat pengaruhnya
terutama ketika berbicara puisi-puisi Indonesia, perannya sebagai penyair
gila sekali. Selain itu juga sosok ini diterima oleh kiri maupun kanan, tetapi
sulit juga dibuktikan secara estetik ada penyair yang melampaui Chairil Anwar.
Puisi-puisinya kontemporer dan sangat berbeda dengan angkatan sebelumnya”,
tutur Sutopo.
Untuk
penggarapan filmnya, Jaya mempercayakan kepada dua sineas handal Indonesia, Mira Lesmana dan Riri Riza, serta
dinarasikan oleh Nicholas Saputra, anak-anak bangsa yang telah membangkitkan
minat masyarakat untuk menonton film Indonesia
dan mencintai produk Indonesia.
“Kami
sangat senang sekaligus bangga karena dipercaya untuk membuat sebuah dokumentasi
sejarah para tokoh-tokoh nasional yang telah berjasa bagi Indonesia. Film
documenter ini penuh dengan tantangan karena dalam beberapa menit, kami harus
mengemas sejarah masing-masing tokoh. Tentunya kami harus menggali langsung
dari sumbernya mengenai apa dan bagaimana para tokoh ini di masa lalu supaya
apa yang nanti tertuang dalam film ini sesuai”, ujar Mira Lesmana.
Ditambahkan
oleh Riri Riza bahwa seperti dalam karya-karya mereka sebelumnya, setiap film
yang dibuat mengandung pesan pembelajaran tertentu begitu pula dengan film
Maestro ini.
“Kami
sangat berharap bahwa film ini dapat menginspirasi para generasi muda dalam hal
berkarya membangun Indonesia
dan agar lebih peduli terhadap pembangunan Indonesia yang berkarakter”, ungkap
Riri.
Film
Maestro direncanakan rilis pada bulan September bertepatan dengan hari ulang
tahun Jaya melalui kanal YouTube dan diputar di program Piknik Sinema Bintaro
Jaya XChange Mall.
“Sesuai
dengan namanya yaitu film digital, Film Maestro akan kami tayangkan di media
social karena kami ingin agar seluruh masyarakat Indonesia dapat mengakses film
ini, dapat terinspirasi, belajar untuk lebih maju dan berkreasi dimanapun,
kapanpun untuk membangun bangsa Indonesia’, tutup Sutopo.
PT
Pembangunan Ibukota Jakarta Raya disingkat menjadi PT Pembangunan Jaya berdiri
pada tanggal 3 September 1961, terinspirasi oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno. Didirikan bersama-sama antara pemerintah daerah dan sector swasta,
salah satunya Ir Ciputra sebagai penggerak, untuk membangun Ibu Kota Jakarta.
Dengan
mengemban semboyan Tumbuh, Berkarya dan Berkembang, PT Pembangunan Jaya terus
maju dan bangkit mengembangkan sayapnya tiada lain untuk memegang teguh
komitmen dalam pembangunan perkotaan, arsitektur, teknologi kontruksi/infrastruktur,
olahraga dan pendidikan di Indonesia.
Urban
renewal (peremajaan) kawasan perdagangan Senen merupakan proyek pertama
Pembangunan Jaya. Senen Blok 1 diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun
1966.
Dalam
bidang bangunan rekreasi, PT Pembangunan Jaya berhasil membangun kawasan Ancol
yang kemudian kawasan ini dikembangkan sebagai pusat rekreasi terpadu yaitu
Taman Impian Jaya Ancol dimana di dalamnya terdapat pasar seni Ancol, sebagai
wujud apresiasi dan akomodasi bagi para seniman dan perupa di Indonesia,
Gelanggang Renang Ancol, sebuah waterpark pertama di Indonesia (kini bernama
Atlantis Water Adventure) dan Dunia Fantasi, pusat rekreasi tematik terbesar di
Asia Tenggara.
Jaya juga
mempelopori Pengembangan Kota Mandiri. Saat ini Bintaro Jaya, kota mandiri yang
dikembangan oleh salah satu anak usaha PT Pembangunan Jaya, mulai mengembangkan
dua kawasan Mixed Use berbasis “Transit Oriented Development”, yaitu Bintaro
Jaya XChange dan Binatro Plaza Residences, Bintaro Jaya akan berkembang menjadi
Kota Mandiri terdepan di Selatan Jakarta yang humanis dan memiliki makna bagi
penghuninya.
Dalam
bidang pendidikan, PT Pembangunan Jaya mendirikan Yayasan Pendidikan Jaya (YPJ)
yang telah mengembangkan dan mengelola 3 sekolah dari TK sampai dengan SMA dan
satu Universitas yaitu Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). UPJ menerima
angkatan pertamanya dengan 10 program studi tahun ajaran 2011 – 2012 dan fokus
pada pendidikan yang bertema urban development & lifestyle dengan secara
konsisten memasukkan konten entrepreneurship.
Sementara
dalam bidang olah raga, PT Pembangunan Jaya memiliki Persatuan Bulutangkis Jaya
Raya (PB Jaya Raya). Atlet asuhan PB Jaya Raya, Susi Susanti berhasil memboyong
medali emas pertama Olimpiade bagi Indonesia. Prestasi ini mengawali
prestasi-prestasi dunia lainnya yang diraih oleh atlet asuhan PB Jaya Raya,
antara lain Chandra Wijaya, dan Tony Gunawan, Markis Kido dan Hendra Setiawan,
sehingga PB Jaya Raya tercatat sebagai lembaga yang menghasilkan atlet
bulutangkis peraih medali emas olimpiade terbanyak untuk Indonesia. (8globaliTa – Lrd Viga-801/Riri).
Follow beritanya di www.8globalita.com link www.8globalita.blogspot.com
link @8globalita_801 link
@kk_viga link Facebook : Globalita Globalita.