Kamis 13
Oktober 2016 || 20 : 21 WIB
Kategori
: Musik
Penulis : Lrd Viga 801 / Riri
Awal Karir D’Masiv Energi Kreatif
8GlobaliTa – Jakarta, Sampai sekarang yang namanya mesin waktu sebatas mimpi. Belum
ada yang terbukti bisa membawa kita ke masa lalu, selain mimpi. Begitupun
dengan gaya
bermusik sebuah band. Dalam perjalanan, mereka pasti terinfluence berbagai gaya musik baru, yang
membuat musik mereka berevolusi. Namun, kalau mengembalikan energi bermusik
seperti awal nge-band, itu bukan hal yang mustahil. Setidaknya itulah yang
dirasakan oleh D’MASIV.
“Kita
benar-benar mendapat semangat atau energi untuk berkarya, sama seperti saat
kita memulai perjalanan band ini. Bahkan, pihak Musica sempat kaget ketika kita
mengirimkan demo untuk album baru ini yang berisi enggak kurang dari 30 lagu,”
tutur vocalis D’Masiv, Rian dengan semangat.
Dan
energi itu makin terasa saat album kelima ini, mereka kembali dipertemukan
dengan produser yang mengawal mereka di
awal karir, Noey dan Capung. “Setelah sebelumnya kita banyak belajar banyak hal
baru dengan Danny Chasmala (produser album sebelumnya), pas ketemu Noey dan
Capung lagi kita jadi kaya baru awal nge-band lagi. Dengan banyak ide segar di
setiap lagu kita. Itu pula yang membuat cover dari album Self Tittled mereka ini dibalut warna orange. Yang melambangkan kreatifitas,”
Tambah Rian.
Dalam
lagu Melody misalnya, kita bisa merasakan hal yang berbeda dalam cara Rian
bernyanyi. Dia pun berujar, “Karena banyak masukan dari Rama. Dan notasi dan
liriknya kita kerjain bareng”.
Pilihan
segar lagi terasa di lagu Perhatian Perhatian. “Ini lagu yang berkaca pada masa
aku SMA. Dimana dengan tampang pas-pasan ini, tetap merasa pede kalau kita
paling keren. Makanya ada kata-kata ‘Tak ada salahnya memperbaiki keturunan..’
haha… lagu ini sebenarnya banyak dipengaruhi music 90’s yang lagi banyak aku
dengar dari vinyl vinyl yang aku koleksi. Biar lebih modern kita kolaborasi
sama DJ Mardial, jadi ada tambahan nuansa electronic-nya. Tapi tetap rasanya
nge-band”.
Bukan
cuma bekerja sama dengan musisi modern, D’Masiv juga menggandeng musisi
legendaries yang selalu menjadi orang penting dibalik kesuksesan Chrisye,
Yockie Suryoprajogo. “Kami sangat respect, mas Yockie mau bekerjasama dengan
kita. Yang kita tahu, om Yockie sangat pemilih untuk bekerjasama. Dan
kesampaianlah kita mendengar, suara Hammond dan Rhodes om Yockie dalam lagu Mengetuk Pintu”.
Salah
satu lagu yang sangat special dalam album ini adalah ‘Dengarlah Sayang’. Lagu
yang dilepas jadi single, bahkan sudah meledak duluan di Malaysia, adalah lagu yang punya gaya yang sangat berbeda
dalam bertutur. “Kalau biasanya yang dikisahkan salam lagu adalah kita (kaum
cowo) yang disakiti dalam bercinta. Di lagu ini justru cerita kita (kaum cowo)
yang menyakiti. Namun, tetap gentle, dong. Kita minta maaf dulu lah,” ujar Rian
dengan semangat menceritakan kisah Dengarlah Sayang. Dan dalam lagu ini kita
juga akan merasakan sentuhan Andhika The Titans.
Bukan
hanya berkisah tentang diri mereka, D’Masiv juga mengambil kisah yang dirasakan
orang lain. Tepatnya, kisah adik dari Rian yang diadaptasi dalam lagu Jeda.
“Ini ditulis untuk adikku yang saat itu sedang break dengan pacarnya. Sedikit
nasihat, kadang dalam hubungan percintaan memang ada jenuhnya. Dan gak ada
salahnya rehat dulu beberapa waktu.”
Hobi
Rian mengkoleksi vinyl 80’s dan 90’s banyak mempengaruhi kreatifitasnya. Lagu
Tak Punya Nyali, diakuinya memuat banyak elemen music The Divine Comedy dan The
Beach Boy. Dan gak cuma dari mancanegara, tapi juga dalam negeri, Utha Likumahuwa
dan Fariz RM mempengaruhinya dalam lagu Teman Makan Teman, jadi jangan heran
kalau agak new wave.
Tak
melupakan elemen Indonesia,
D’Masiv mempersembahkan satu lagu yang kental nuansa etnik, ‘Bersama Dalam
Cinta’. “Seru nih proses recordingnya. Kita benar-benar live, dan menggunakan
banyak alat musik tradisional Indonesia.
Semoga bisa menghangatkan kebersamaan di negeri ini.”
Yang
tak ketinggalan dalam album ini adalah 2 lagu yang sudah jadi soundtrack film,
yaitu single dan Di Bawah Langit Yang Sama. Dua lagu yang memang dibuat by
request, namun tetap menggambarkan D’Masiv.
Di
album ini pun untuk kali pertama, D’Masiv
merubah logo mereka. “Sekarang kita memakai huruf capital untuk
menuliskan D’MASIV. Dan kenapa warnanya orange, kita berharap, kalau Metalica
punya Black album, Weezer dengan Blue album, The Beatles punya White album,
kita berharap D’MASIV punya ‘Orange Album’.
‘Orange
Album’ ini didistribusikan dalam bentuk fisik lewat berbagai took musik dan
jaringan waralaba AlfaMidi. Dan juga sudah tersedia di berbagai digital music
store seperti iTunes, Apple Music, Spotify, Joox., Nada Kita, Langit Music,
Yonder Music dan Smart Music.
Mari
kita siapkan semangat kita untuk bersama sama merasakan energi kreatif dari
orange album D’MASIV. (8globaliTa – Lrd
Viga-801/Riri).
Follow beritanya di www.8globalita.com
link www.8globalita.blogspot.com
link @8globalita_801 link
@kk_viga link Facebook : Globalita Globalita.
Kirimkan pesan anda ke email kami di : kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id