Selasa 2 September 2014 || 20 : 20 WIB
Kategori : Politik
Penulis : Lrd Khalits
Bangun Bangsa, Jokowi – Jusuf Kalla Tidak Perlu Merengek, SBY
Penakut
8Globalita – Jakarta,
Sebagai Presiden terpilih, Jokowi – JK tidak perlu merengek kepada DPR maupun
SBY dalam membangun negara dan bangsa ke arah yang lebih baik, menuju
masyarakat sejahtera dan makmur. Demikian di katakan Pemerhati keselamatan
bangsa, politik dan sosial kemasyarakatan H Azhari Boy DT R Mulie yang juga
pendiri LSM HAMKA (Himpunan Anak Muda Kreatif Atraktif) dan juga Bapak yang
sekarang menjabat sebagai Penasehat Organisasi Minangkabau di Jakarta dan
pernah menjadi Ketua umum IKAPPABASKO (Ikatan Keluarga Padang Panjang, Batipuh
dan X Koto) Jakarta ini.
Menurut H Azhari Boy DT R Mulie, selaku tokoh masyarakat yang
pernah aktif dalam HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), angkatan 66, Pemimpin yang
baik itu tidak membuat rakyatnya susah. Tidak membuat rakyat gelisah.
“Saat ini kondisi ekonomi sedang parah-parahnya!... Membuat rakyat
semakin sulit, kalau sekarang ini, pemerintah menaik-naikan harga termasuk
menaikkan BBM,” jelas H. Boy
Lebih jauh H. Boy, panggilan akrab H Azhari Boy DT R Mulie
mengatakan, Keadaan negara saat ini bisa diibaratkan sebagai hukuman Allah,
pada negara kita. Ini ujian akibat banyak pemimpin negara yang bertindak tidak
benar, korupsi, pelecehan seksual kepada rakyatnya, bertindak tidak adil,
menyakiti hati rakyat.
Ini semua akibat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak
tegas, rakyat yang seharusnya dilindungi, di ayomi. Tetapi justru malah di
lecehkan dan di sakiti. Ujian ini akan berlangsung selama pemerintahan SBY, karena
SBY sebagai pemimpin tertinggi di negeri ini, sebagai kepala negara, sebagai
presiden, tidak bertindak sebagai seorang pemimpin yang seharusnya dilakukan
oleh seorang pemimpin sejati.
Sikap SBY yang penakut, ragu-ragu, menghindar dari masalah, tidak
tegas, dan selalu lambat bertindak, tidak peka, tidak memberikan rasa aman dan
nyaman kepada rakyat. Telah membuat negara ini semakin parah dan terpuruk dalam
kesulitan.
Begitupun di pemerintahan SBY banyak pemimpin ataupun kepala
pemerintahan daerah yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak berpihak kepada
rakyat. Banyak pemimpin di bawah kepemimpinan SBY melakukan dan bertindak tidak
benar bahkan melampaui batas, seperti korupsi yang merugikan negara, memperkaya
diri sendiri, sehingga berdampak kepada pereoknomian masyarakat. Banyak
pemimpin yang berlaku tidak adil dan bertindak semena-mena kepada rakyat,
sehingga menyakiti hati rakyat.
Diharapkan dengan terpilihnya Jokowi – Jusuf Kalla sebagai
presiden terpilih dan pilihan rakyat, bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dengan terbentuknya permerintahan baru di bawah kepemimpinan Jokowi – JK,
diharapkan bisa berpihak kepada rakyat, dan tidak mementingkan diri sendiri
atau golongan atau partai atau segelintir orang saja.
Tapi bisa membangun negeri ini secara utuh, baik secara ekonomi
maupun secara mental dan moral sebagaimana didengungkan Jokowi – JK selama
kampanye. Dengan demikian jika pemerintah berkorban dan berjuang untuk
kemaslahatan umat yang tidak lain adalah seluruh manusia di bumi ini adalah
orang yang di kasihi Allah, Allah pun akan menolong kita semua, akan menolong
gerakan Jokowi – JK.
Pemerintahan di bawah Jokowi –JK yang nantinya akan segera
terbentuk, haruslah peka akan kondisi dan keadaan rakyat sekarang yang sudah
sangat sulit dari sisi ekonomi maupun keamanan dan kenyamanan sebagai warga
negara.
Harga-harga yang naik disana-sini telah dirasakan rakyat mencekik
leher. Karena dipemerintahan SBY semua serba naik, tetapi tidak didukung oleh
pendapatan yang naik, akibatnya rakyat merasa sekarang ini, selama masa
pemerintahan SBY, tidak ada lagi rasa nyaman sebagai warga negara.
Ini akibat banyak pemimpin selama pemerintahan SBY bertindak tidak
benar, melanggar rambu-rambu Allah SWT. Banyak pemimpin tuli dan buta, tidak
melihat dan tidak mendengar suara rakyat yang semakin menjerit. Ini diakibatkan
karena SBY sebagai kepala negara, sebagai presiden, dan sebagai orang yang
punya mandat dari rakyat. Tidak tegas dan tidak berpihak kepada rakyat.
“SBY itu tidak punya nyali, SBY itu penakut!..” tegas H Boy
Sekarang untuk 5 tahun ke depan, dengan terpilihnya Jokowi – Jusuf
Kalla menjadi presiden pilihan rakyat. Diharapkan menjadi pemimpin yang bisa
lebih peka melihat dan mendengar suara rakyat. Dengan demikian mudah-mudahan
ada pertolongan Allah SWT untuk bisa terjadinya perubahan negara kita ke arah yang
lebih baik sebagaimana cita-cita UUD 1945.
Di atas kertas sampai tanggal 20 Oktober 2014 ini, sebelum Jokowi
– JK dilantik dan disahkan menjadi presiden, sesuai UUD 1945, kondisi dan
situasi negara ini sedang susah-susahnya.
Secara ekonomi, masyarakat sangat susah. Karena harus menanggung
beban dari listrik (TDL) yang lebih dari dua kali dinaikkan pada masa
pemerintahan SBY. Gas yang juga ikut dinaikkan. Padahal dengan listrik naik
saja, rakyat sudah menjerit-jerit. Tapi pemerintah tetap tidak perduli, malah
semakin menambah beban rakyat dengan menaikan gas.
Selama pemerintah SBY tidak ada yang perduli jeritan rakyat, mereka
menutup mata dan telinga terhadap jeritan rakyat ini, termasuk SBY sebagai
predien, yang selama ini mengaku dipilih oleh rakyat. Tapi tidak berpihak
kepada rakyat.
“Padahal SBY, baik SBY sendiri maupun orang-orang Partai Demokrat,
selama ini selalu berkoar kalau SBY dipilih rakyat paling banyak, tapi apa yg
dilakukan SBY?, tidak perduli! tidak ada keberpihakan SBY kepada rakyat,” ujar
H Boy
Sungguh SBY tidak tahu berterima kasih dan tidak tahu berbalas
budi kepada rakyat yang sudah memilihnya, rakyat yang sudah menjadikannya orang
nomor satu di negeri ini. Rakyat yang sudah mendudukkannya sebagai presiden
negeri ini.
“Tapi apa yang terjadi? SBY tidak tahu diri, tidak berterima
kasih, SBY lupa kalau dia bisa duduk di kursi Presiden itu, karena rakyat yang
sekarang ini dibuatnya menjerit karena ekonomi yang semakin sulit,” jelas H Boy
Sedikit pun SBY tidak peduli kepada rakyat yang telah menggaji dan
memberinya makan serta mencukupinya untuk bisa jalan-jalan dan dan berpakaian
dengan menggunakan uang APBN yang tidak lain adalah dari pajak rakyat. Yang
tidak lain, semua kemudahannya itu karena uang rakyat. Tapi yang terjadi, SBY
lupa diri, dan berkhianat kepada rakyat.
Sebagaimana dibuktikannya dengan bermain sandiwara atas
disahkannya UUD Pilkada tidak langsung. Sesungguhnya kalau SBY benar-benar
berpihak kepada rakyat, hal itu tidak perlu terjadi.
Rakyat sudah jelas-jelas menghendaki Pilkada Langsung di pilih
rakyat, seharusnya SBY sebagai orang tertinggi di Partai Demokrat, ia
bisa lebih mengedepankan kepentingan seluruh rakyat, bukan kepentingan
partainya. Pengesahan UUD Pilkada tidak langsung itu tidak perlu terjadi.
Ke depan, bercermin dari hal itu, diharapkan jika Pasangan Jokowi
– JK sudah dilantik dan disahkan menjadi Presiden dan wakil presiden, akan
lebih bisa mengedepankan kepentingan rakyat. Apalagi dari sisi ekonomi. Termasuk
Rencana menaikan BBM.
Kalau dalam kondisi ekonomi yang serba sulit ini, ada rencana BBM
dinaikan, itu sangat menyakiti hati rakyat. Oleh sebab itu, untuk menaikkan BBM
di saat sekarang ini, sangatlah tidak tepat. Sebaiknya niat hendak menaikkan
BBM tidak dilakukan.
“Untuk saat ini, sebaiknya BBM tidak dinaikan dulu. Akan lebih
baik jika Jokowi – JK, mencari jalan lain, yang tidak menyakiti rakyat, dalam
membangun perekonomian negara,” kata H Boy..
Banyak cara yang bisa dilakukan Jokowi – JK, karena menaikkan BBM
bukan jalan satu-satunya menanggulangi depisitnya keuangan negara. Jalan lain banyak,
karena negara ini sangat kaya, banyak cadangan-cadangan lain, banyak
sumber-sumber keuangan lain yang bisa digali dan dimanfaatkan. Untuk mengatasi
keuangan negara, tanpa harus selalu membebankan kepada rakyat. (8globaliTa – Lrd
Khalits).
Follow beritanya di www.8globalita.com
link www.8globalita.blogspot.com
link @8globalita_801 link
@kk_viga link Facebook : Globalita Globalita