I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Jumat, 21 November 2014

SosPol/Jum-21-11-2014/20:21-WIB/Pemimpin Rakyat Harus Bisa Menyenangkan Rakyat


Jumat 21 November 2014 || 20 : 21 WIB
Kategori : SosPol
Penulis   : Lrd Khalits

 Pemimpin Rakyat Harus Bisa Menyenangkan Rakyat

 8GlobaliTa – Jakarta, Seorang pemimpin selain harus memiliki keberanian, ketegasan, kecepatan bertindak sebagai umat yang beragama dia juga harus beriman, taat kepada aturan agamanya, sabar dan terutama harus bisa menyenangkan rakyatnya.

Demikian dikatakan Pemerhati Keselamatan Bangsa, Politik dan Sosial Kemasyarakatan, H Azhari Boy DT R Mulie yang juga Anggota HMI angkatan 66 ini kepada 8Globalita di kediamannya di Jakarta, baru baru ini, Jumat (21/11/2014)

“Jokowi memiliki keberanian dan kecepatan bertindak, itu sudah bagus, tetapi itu saja belum cukup. Sebagai pemimpin dia juga harus sabar,” kata H Boy panggilan akrab H Azhari Boy DT R Mulie.

Sosok bapak yang hangat dan hamble ini mengatakan, tindakan Jokowi menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), yang terkesan terburu-buru, mencerminkan kalau sosok Jokowi yang tidak memiliki sikap sabar.

Menurut Bapak yang pernah menjadi Ketua umum IKAPPABASKO (Ikatan Keluarga Padang Panjang, Batipuh dan X Koto) Jakarta ini, dan sekarang menjabat sebagai Penasehat Organisasi Minangkabau di Jakarta, ada 3 ketentuan yang dilanggar Jokowi, Pertama tidak sabar. Sebagai presiden dan pemimpin negara, seharusnya Jokowi memiliki sikap sabar, karena dia memiliki rakyat yang wajib dilindungi, dimakmurkan, disejahterakan. Bukan hanya sekedar mengamankan.

“Sebagai pemimpin tidak hanya cukup mendengarkan, tetapi juga harus bisa menyenangkan rakyatnya,” tegas H Boy.

Tindakan Jokowi menaikan BBM dalam masa kepemimpinannya yang baru 28 hari itu, dinilai H Boy sangat terburu-buru. Menandakan Jokowi sebagai pemimpin tidak memiliki sifat sabar. Sedangkan dalam ajaran Muslim yang dianutnya, seorang pemimpin beragama selain harus beriman dan beramal sholeh dia juga harus sholat dan sabar.

“Tindakan Jokowi itu sangat tidak sabar. Dia terlalu terburu-buru, tergesa-gesa!,” kata H Boy, menyangkan sikap dan tindakan Jokowi, menaikan BBM tanpa mengkompromikannya lebih dahulu dengan pakar-pakar keuangan dan ahli ekonomi yang ada di negeri ini.


 “Saat itu, Jokowi baru saja pulang dari luar negeri. Seharusnya bersabar menunda beberapa saat. Mengkompromikannya dengan para pakar dan ahli ekonomi dan keuangan. Ditunda barang seminggu atau sebulan kan, tindak membuat negara ini kemudian runtuh atau hancur,” tegas H Boy.

Ketentuan kedua yang dilanggar Jokowi adalah tidak dilakukannya musyawarah mufakat. Seharusnya Jokowi membicarakannya dan memusyawarahkan dengan orang-orang yang ahli dibidangnya.

“Itu kan tidak dilakukan Jokowi, itu kan salah. Karena sebagai pemimpin Jokowi tidak mendengarkan rakyat. Rakyat Indonesia ini kan banyak, ada yang bodoh, ada juga yang pintar. Ada yang tidak tahu dan tidak mengerti, tapi ada juga yang tahu dan mengerti. Nah yang tahu dan mengerti inilah seharusnya di ajak bicara oleh Jokowi, bukan malah diabaikan,” papar H Boy.

Ketentuan ketiga yang dilanggar Jokowi adalah mengabaikan keinginan rakyat, ini yang paling patal, karena dia sekarang ini adalah pemimpin. Seorang pemimpin, harus bisa mengayomi rakyat – membuat rakyat tenang dan nyaman. Bukan menimbulkan gejolak dan kegaduhan di kalangan rakyat seperti sekarang ini.

Akibat sikap dan tindakan Jokowi yang tidak sabar dan tidak bijak itu wajar kalau menimbulkan gejolak di masyarakat akhir-akhir ini. Mahasiswa – buruh – sopir gaduh, demo disana sini menentang kebijakan Jokowi.

Rakyat melakukan itu bukan tidak beralasan, karena hidup mereka saat ini sudah sangat sulit. Dihimpit ekonomi yang semakin terjepit, daya beli sudah sangat rendah, akibat penghasilan yang tidak memadai bahkan sangat tidak mencukupi.

Kebijakan Jokowi yang terburu-buru, tergopoh-gopoh, tergesa-gesa mengambil keputusan, menaikan harga BBM tanpa membicarakan terlebih dahulu dengan rakyat dan pakar yang ahli dibidangnya, baik dari sisi ekonomi dan keuangan juga ahli sosial kemasyarakatan. Mengakibatkan gejolak di masyarakat makin marak.


 “Mungkin menurut Jokowi, tindakannya itu sudah benar. Tapi kenyataannya banyak ditentang masyarakat, itu artinya kan tindakan tidak benar. Karena membuat rakyat tidak nyaman, tidak tenang, bahkan memicu gejolak di masyarakat di sana-sini. Artinya kebijakan Jokowi sangat tidak disukai rakyat.” Jelas H Boy.

Ditambahkannya seharusnya hal itu dipikirkan Jokowi. Meski ia punya hak prerogatif tetap saja harus diingat, dia jadi presiden kan dipilih rakyat. Rakyat yang menginginkan perubahan dari sisi ekonomi, kesejahteraan, penghasilan bertambah, bukan berarti harus semena-mena.

Meski alasan Jokowi menaikan BBM, sebagai jalan keluar untuk melaksanakan programnya membantu rakyat miskin, tetapi tindakannya yang terburu-buru dan sangat tergesa-gesa tanpa pemikiran panjang dan matang serta tanpa membicarakannya dengan rakyat yang ahli di bidangnya, jelas sangat menyakiti hati rakyat, dan melanggar hak-hak rakyat sebagai warga negara.

“Tidak sabar dan tidak bijak itulah salah satu kesalahan fatal Jokowi. Sebagai sosok atau pigur pimpinan, selain berani juga harus mendengarkan keinginan rakyat, termasuk melaksanakan dan memenuhi hak-hak rakyat,” jelas H Boy.

Hak rakyat adalah, sebagaimana Bunyi pasal 33 UUD 1945 ayat 3 sebagai berikut  Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


Sikap tergesa-gesa Jokowi adalah kecerobohan amat fatal dilakukan seorang pimpinan. Sehingga melalaikan hak-hak rakyat. Tidak seharusnya keinginan menyelamatkan yang satu tapi mematikan yang lain. Seorang bijak itu bisa menyelematkan keduanya. Tidak bisa semena-mena harus memilih salah satu.

“Ibarat jika punya dua anak, keduanya dalam kondisi terjepit, bagaimanapun caranya harus dilakukan agar bisa menyelamatkan keduanya. Jika kemudian segala upaya sudah dilakukan  tetapi harus juga yang lain terkorbankan itu lain persoalan. Terpenting sudah diupayakan segala cara menyelamatkan keduanya,” papar H Boy memberi contoh.

“Tetapi ini kan tidak, asal main tindak saja. Belum ada cara dilakukan Jokowi terkait hal ini untuk selamatkan keduanya. Baik selamatkan rakyat maupun keuangan negara. Belum ada!” Kata H Boy.

Dijelaskannya, cepat bertindak sangat diperlukan, tetapi tidak juga harus mengorbankan yang lain. Semua yang berkaitan dengan keselamatan bangsa harus dipikirkan secara matang dan dibicarakan dengan berbagai pihak. Tidak usah malu untuk meminta pendapat orang yang ahli atau kepada orang lain. Sehinggan tidak ada masyarakat merasa di aniaya, di zholimi, dihianati, dan diabaikan.

Sekarang yang terjadi, banyak rakyat turun kejalan, meminta keadilan karena merasa tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari mahasiswa demo, buruh terpaksa mogok kerja meminta kenaikan upah yang memang dirasanya tidak mencukupi lagi kebutuhan hidupnya yang sudah sulit bahkan semakin sulit dengan naiknya harga BBM.

Begitupun banyak sopir angkutan umum yang mogok beroperasi di mana-mana membuat aktivitas kerja masyarakat terganggu. Ini jelas mengganggu semboyan kerja – kerja - kerja yang didengungkan Jokowi – JK.

Bekerja tidak hanya bagi kementerian di kabinetnya saja, tetapi seluruh rakyat Indonesia, harus bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan perutnya. Akan tetapi jika semua aktivitas terganggu, gara-gara mahasiswa demo, buruh mogok kerja, sopir angkutan yang tidak beroperasi, jelas menghambat kerja yang seharusnya dilakukan.

Akibatnya menghambat perputaran pergerakan perekonomian sehingga berdampak kepada pasar. – pembangunan bangsa dan negara serta tujuan menyelamatkan bangsa dan mensejahterakan rakyat.

Disinggung tentang adanya inisiatif DPR yang hendak mengajukan hak interpelasi kepada Jokowi, terkait  kecerobohan dan katidakcermatan Jokowi sebagai pemimpin dalam bertindak dan mengeluarkan keputusan atau kebijakan, yang mengakibatkan gejolak di masyarakat. H Boy mengatakan hal itu langkah yang baik untuk mengingatkan Jokowi agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam kasus-kasus tertentu terutama menyangkut hajat hidup orang banyak.

Menurut H Boy, hak interpelasi yang di lakukan DPR, itu sangat dianjurkan untuk mengingatkan Jokowi sebagai pembelajaran dan rambu-rambu, dalam bertindak dan bersikap serta kebijakan menyangkut nasib dan hak rakyat. Agar bisa berpikir panjang dan matang demi menyelamatkan bangsa dan negara, utamanya seluruh rakyat Indonesia. Juga pembelajaran bagi siapapun yang menjadi presiden agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan tindakan.

H Boy memberikan apresiasi dalam hal kecepatan Jokowi dalam bertindak, namun demikian katanya seorang pemimpin harus panjang sabar dan bijak, dalam setiap mengambil keputusan. Karena menyangkut seluruh warga Indonesia, yang bukan hanya segelintir orang tapi dari sabang sampai merauke. Meski diakui H Boy, untuk menjadi seorang yang panjang sabar dan bijak itu sangat tidak mudah, hanya orang tertentu saja, yang berpikiran cermat dan matang serta wawasan luas yang bisa melakukannya.

Pemimpin yang baik dan bijak itu mampu membuat seluruh rakyat tenang, tanpa gejolak. Kalaupun ada, tidak besar-besaran dan tidak membuat hampir seluruh rakyat turun ke jalan untuk demo dan mogok.

“Apalagi Jokowi sebagai presiden kan belum genap 100 hari, baru saja dilantik, belum genap sebulan. Rakyat baru saja gembira, tetapi kemudian kegembiaraannya luluh lantak, dirampas Jokowi, sontak membuat lunglai seperti mematikan sendi-sendi sekujur tubuh. Dan ini sangat menyakitkan hati rakyat. Melukai hati seluruh rakyat di negeri ini,” tegas H Boy.

“Jangan salahkan jika masyarakat di negeri ini demo dan turun ke jalan, sampai mogok kerja, karena mereka merasa tidak puas, dan menuntut keadilan sebagai warga negara yang memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara, itu wajar,” tambah H Boy.

Terkait hal ini, H Boy menghimbau kepada seluruh aparat yang mengamankan demo rakyat, untuk tidak refresif dan bertindak diluar batas, karena yang dihadapi mereka adalah rakyat Indonesia, bukan teroris dan bukan musuh negara,” tegas H Boy yang setiap harinya tidak henti menerima keluhan rakyat dari berbagai kalangan dan golongan dari berbagai pelosok di negeri ini.

Namun demikian, H Boy juga menghimbau kepada seluruh warga yang melakukan demo dalam upaya memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara untuk tidak anarkis dan merusak, namun tetaplah melakukan demo secara damai. (8globaliTa – Lrd Khalits)

 
Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita