Dirut PT KAI Jonan Bedah Buku
“Wajah Jelata, Kini Jelita”
Penulis : Lrd.Khalits
8Globalita-Jakarta, Stasiun kereta api yang dulu nampak kusam – kumuh –
semrawut beraromakan kemiskinan dan nampak jelata, di tangan sosok Jonan kini
berubah menjadi suasana mall berkelas, nyaman – bersih – tertib dan teratur.
Jauh dari kesemrawutan dan hiruk pikuk ala pasar malam.
Kepemimpinan Ignatius
Jonan selaku Direktur PT Kereta Api Indonesia telah menerapkan leadership yang
otentik dan original memberikan instumen menentukan yang memicu dan memacu
perubahan besar dan mendasar pada korporasi perkeretaapian Indonesia.
Kondisi ini dituangkan dalam sebuah buku berjudul
“Jonan Dan Evolusi Kereta Api Indonesia”
Sekilas Resensi Buku “Jonan Dan Evolusi Kereta Api Indonesia”
Judul Buku : JONAN & Evolusi Kereta Api Indonesia
Penulis : Hadi M Djuraid
Halaman : 336
Penerbit : PT Mediasuara Shakti, BUMN Track
Cetakan : Kedua, September 2013
Bab I : “Membalikkan Ombak”, bercerita tentang bagaimana seorang professional
yang telah menduduki jabatan strategis di salah satu perusahaan multinasional
terbesar di dunia, bersedia menerima tantangan untuk memimpin PT Kereta Api,
sebuah perusahaan besar dengan sejarah panjang yang tengah terpuruk.
Bab II : “Bermula dari Toilet”,
menjawab pertanyaan darimana evolusi dimulai, ditengah himpitan persoalan
internal yang demikian kompleks dan kondisi eksternal yang tidak sepenuhnya
kondusif. Apa saja yang telah dilakukan Ignatius Jonan untuk mengembalikan khittah PT Kereta Api Indonesia sebagai
service company.
Bab III : “Menghapus Urut Kacang dan PGPS”, pembenahan mendasar pada isi terpenting korporsi
yaitu sumber daya manusia (SDM). Bagaimana merit system dan reward and
punishment ditegakkan dengan konsisten dan transparan, serta pengembangan
kualitas SDM diantaranya dengan mengirim sebanyak mungkin karyawan untuk studi
banding perkeretaapian di luar negeri. Dan yang terpenting koreksi total
terhadap system remunerasi yang memungkinkan penghasilan karyawan KAI berada di
level yang sama dengan korporasi besar Indonesia.
Bab IV : “Tinggal Klik Langsung Naik”, menggambarkan sebuah perubahan besar yang dipicu
oleh penerapan teknologi informative (TI). Perubahan yang membawa KAI ke
tingkat pencapaian yang lebih modern, lebih mengikuti pasar, dan menjawab
kebutuhan masyarakat. Sekaligus menjadi stimulus perubahan budaya masyarakat.
Dengan penerapan TI yang tepat, KAI telah meletakkan standar baru pelayanan
public di Indonesia.
Bab V : “Berita Kecelakaan Tak Lagi Dominan”,
memaparkan serangkaian perubahan yang dilakukan untuk menguatkan budaya safety
di lingkungan KAI. Bagaimana kredo lebih baik kereta tidak berangkat dari pada
tidak pernah sampai” diterjemahkan dalam berbagai dalam berbagai kebijakan dan
program. Sebuah perubahan yang membuahkan hasil nyata, yaitu terus menurunnya
angka kecelakaan kereta api dalam empat tahun terakhir.
Bab VI : “Peristiwa Langka di Hari Raya”. Telaah atas
etos pelayanan yang kembali dikedepankan. Keberhasilan Angkutan Lebaran 2012
adalah cermin perubahan yang terjadi pada seluruh lini korporasi, yang dipicu
melalui perubahan mindset product oriented menjadi customer oriented.
Bab VII : “Hiruk Pikuk Penataan Jabodetabek”, memotret
upaya KAI menata angkutan KRL di jabodetabek. Sebuah upaya radikal yang
diiringi hiruk pikuk pro dan kontra, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
penumpang, mewujudkan angkutan missal yang manusiawi, dan menjawab tantangan
lonjakan peningkatan jumlah penumpang beberapa tahun ke depan.
Bab VIII : “Dari mana Datangnya Rupiah”. Bagaimana
“dinosaurus tua” kembali bergerak lincah karena kepiawaian mengelola dan
mengembangkan sumber-sumber pendapatan. Sebuah perusahaan yang terpuruk oleh
rugi puluhan miliar, berbalik menjadi perusahaan sehat yang terus melakukan
ekspansi bisnis dan tumbuh di atas rata-rata industry sejenis di Negara maju
sekalipun.
Bab IX : “Agar Tidak Terus Dicaplok Hantu”. PT KAI
memiliki asset yang luar biasa besar dan tersebar di berbagai lokasi strateis.
Sayangnya, karena pengabaian dan pembiaran yang terlalu lama, banyak asset yang
tidak terurus dan berpindah tangan secara tidak wajar.
Bab X : “Perang Mengikis USA”. Upaya menegakkan
prinsip-prinsip good corporation governance (CGC) serta membangun kultur
korporasi. Sebuah perubahan mendasar yang tidak hanya berdimensi kekinian,
namun menjadi landasan untuk perkembangan perusahaan ke depan.
Bab XI “Leading by Example”, mengupas factor dominan
dan sumber energy yang menggerakkan evolusi KAI, yaitu kepemimpinan Ignatius
Jonan. Dengan leadership yang otentik dan original, Jonan adalah instrumen
menentukan yang memicu dan memacu perubahan mendasar paa seluruh lini
korporasi.
Prolog yang ditulis Menteri BUMN Dahlan Iskan
mengulas dengan renyah potret besar kepemimpinan Ignatius Jonan, memandu
pembaca untuk lebih memahami perubahan yang tengah terjadi di KAI. Ditutup
Epilog oleh pakar manajemen UI dan pendiri “Rumah Perubahan” Dr Rhenaldi
Kasali. Diperkaya Apresiasi dan testimony sejumlah tokoh dari beragam latar
belakang yaitu Dr Sofyan A Djalil, Hermawan Kartajaya, Agus Pambagio, Najwa
Shihab, Dr Andi Ilham Said, nani Subarto, Dr Hifni Alifahmi, Latief Siregar,
dan S Syamsuddin Ch Haesy.
Catatan pertama beredar
secara terbatas di lingkungan KAI, cetakan kedua diedarkan untuk public dengan
penambahan isi dan sejumlah perbaikan, diluncurkan di bandung pada 28 September
2013 bertepatan dengan HUT Kereta Api Indonesia ke-68. (Lrd.Khalits).