I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Kamis, 10 Oktober 2013

Dirut PT KAI Jonan Bedah Buku “Wajah Jelata, Kini Jelita”


Dirut PT KAI Jonan Bedah Buku
“Wajah Jelata, Kini Jelita”
Penulis : Lrd.Khalits

8Globalita-Jakarta, Stasiun kereta api yang dulu nampak kusam – kumuh – semrawut beraromakan kemiskinan dan nampak jelata, di tangan sosok Jonan kini berubah menjadi suasana mall berkelas, nyaman – bersih – tertib dan teratur. Jauh dari kesemrawutan dan hiruk pikuk ala pasar malam.

Kepemimpinan Ignatius Jonan selaku Direktur PT Kereta Api Indonesia telah menerapkan leadership yang otentik dan original memberikan instumen menentukan yang memicu dan memacu perubahan besar dan mendasar pada korporasi perkeretaapian Indonesia.

Kondisi  ini dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Jonan Dan Evolusi Kereta Api Indonesia”

Sekilas Resensi Buku “Jonan Dan Evolusi Kereta Api Indonesia”
Judul Buku   : JONAN & Evolusi Kereta Api Indonesia
Penulis         : Hadi M Djuraid
Halaman       : 336
Penerbit       : PT Mediasuara Shakti, BUMN Track
Cetakan       : Kedua, September 2013

Bab I   : “Membalikkan Ombak”, bercerita tentang bagaimana seorang professional yang telah menduduki jabatan strategis di salah satu perusahaan multinasional terbesar di dunia, bersedia menerima tantangan untuk memimpin PT Kereta Api, sebuah perusahaan besar dengan sejarah panjang yang tengah terpuruk.

Bab II : “Bermula dari Toilet”, menjawab pertanyaan darimana evolusi dimulai, ditengah himpitan persoalan internal yang demikian kompleks dan kondisi eksternal yang tidak sepenuhnya kondusif. Apa saja yang telah dilakukan Ignatius Jonan untuk mengembalikan khittah PT Kereta Api Indonesia sebagai service company.
Bab III : “Menghapus Urut Kacang dan PGPS”, pembenahan mendasar pada isi terpenting korporsi yaitu sumber daya manusia (SDM). Bagaimana merit system dan reward and punishment ditegakkan dengan konsisten dan transparan, serta pengembangan kualitas SDM diantaranya dengan mengirim sebanyak mungkin karyawan untuk studi banding perkeretaapian di luar negeri. Dan yang terpenting koreksi total terhadap system remunerasi yang memungkinkan penghasilan karyawan KAI berada di level yang sama dengan korporasi besar Indonesia.

Bab IV : “Tinggal Klik Langsung Naik”, menggambarkan sebuah perubahan besar yang dipicu oleh penerapan teknologi informative (TI). Perubahan yang membawa KAI ke tingkat pencapaian yang lebih modern, lebih mengikuti pasar, dan menjawab kebutuhan masyarakat. Sekaligus menjadi stimulus perubahan budaya masyarakat. Dengan penerapan TI yang tepat, KAI telah meletakkan standar baru pelayanan public di Indonesia.

Bab V : “Berita Kecelakaan Tak Lagi Dominan”, memaparkan serangkaian perubahan yang dilakukan untuk menguatkan budaya safety di lingkungan KAI. Bagaimana kredo lebih baik kereta tidak berangkat dari pada tidak pernah sampai” diterjemahkan dalam berbagai dalam berbagai kebijakan dan program. Sebuah perubahan yang membuahkan hasil nyata, yaitu terus menurunnya angka kecelakaan kereta api dalam empat tahun terakhir.

Bab VI : “Peristiwa Langka di Hari Raya”. Telaah atas etos pelayanan yang kembali dikedepankan. Keberhasilan Angkutan Lebaran 2012 adalah cermin perubahan yang terjadi pada seluruh lini korporasi, yang dipicu melalui perubahan mindset product oriented menjadi customer oriented.

Bab VII : “Hiruk Pikuk Penataan Jabodetabek”, memotret upaya KAI menata angkutan KRL di jabodetabek. Sebuah upaya radikal yang diiringi hiruk pikuk pro dan kontra, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada penumpang, mewujudkan angkutan missal yang manusiawi, dan menjawab tantangan lonjakan peningkatan jumlah penumpang beberapa tahun ke depan.

Bab VIII : “Dari mana Datangnya Rupiah”. Bagaimana “dinosaurus tua” kembali bergerak lincah karena kepiawaian mengelola dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan. Sebuah perusahaan yang terpuruk oleh rugi puluhan miliar, berbalik menjadi perusahaan sehat yang terus melakukan ekspansi bisnis dan tumbuh di atas rata-rata industry sejenis di Negara maju sekalipun.

Bab IX : “Agar Tidak Terus Dicaplok Hantu”. PT KAI memiliki asset yang luar biasa besar dan tersebar di berbagai lokasi strateis. Sayangnya, karena pengabaian dan pembiaran yang terlalu lama, banyak asset yang tidak terurus dan berpindah tangan secara tidak wajar.

Bab X : “Perang Mengikis USA”. Upaya menegakkan prinsip-prinsip good corporation governance (CGC) serta membangun kultur korporasi. Sebuah perubahan mendasar yang tidak hanya berdimensi kekinian, namun menjadi landasan untuk perkembangan perusahaan ke depan.

Bab XI “Leading by Example”, mengupas factor dominan dan sumber energy yang menggerakkan evolusi KAI, yaitu kepemimpinan Ignatius Jonan. Dengan leadership yang otentik dan original, Jonan adalah instrumen menentukan yang memicu dan memacu perubahan mendasar paa seluruh lini korporasi.

Prolog  yang ditulis Menteri BUMN Dahlan Iskan mengulas dengan renyah potret besar kepemimpinan Ignatius Jonan, memandu pembaca untuk lebih memahami perubahan yang tengah terjadi di KAI. Ditutup Epilog oleh pakar manajemen UI dan pendiri “Rumah Perubahan” Dr Rhenaldi Kasali. Diperkaya Apresiasi dan testimony sejumlah tokoh dari beragam latar belakang yaitu Dr Sofyan A Djalil, Hermawan Kartajaya, Agus Pambagio, Najwa Shihab, Dr Andi Ilham Said, nani Subarto, Dr Hifni Alifahmi, Latief Siregar, dan S Syamsuddin Ch Haesy.

Catatan pertama beredar secara terbatas di lingkungan KAI, cetakan kedua diedarkan untuk public dengan penambahan isi dan sejumlah perbaikan, diluncurkan di bandung pada 28 September 2013 bertepatan dengan HUT Kereta Api Indonesia ke-68.  (Lrd.Khalits).