Rabu 28 Oktober 2015 || 08 : 08 WIB
Kategori : Seni Budaya
Penulis : Lrd Viga /
Riri
Tiket Drama Musikal Albiner Sitompul Capai Harga Satu
Juta
8GlobaliTa – Jakarta,
Pertunjukkan pentas Drama Musikal yang mengisahkan tentang Tapanuli Tengah yang
berjudul “Jambar Ni Parsubang” yang diproduseri dan disutradarai Albiner
Sitompul, dan digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) – Cikini
Menteng Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015), tiketnya dijual mencapai seharga
satu juta rupiah.
Menurut Albiner Sitompul, Tiket dijual dari mulai harga
Rp.100 Ribu hingga Rp.350 ribu kepada umum. Namun ada sekitar 5% dijual dengan
harga mencapai Rp.1.000.000,-
“Kita membuat tiket ini di jual, adalah untuk menguji
seberapa besar masyarakat kita mencintai seni budaya yang harus kita
lestarikan, karena untuk membuat sebuah pementasan membutuhkan biaya yang
besar. Sebuah pementasan dengan mengandalkan sponsor, maka yang bernilai bukan
kepada seni budaya itu sendiri, oleh sebab itu dibutuhkan tokoh-tokoh yang ada
di negeri ini untuk memperhatikan para dramawan dramawati yang ada di TIM,
khususnya bagi adik-adik kita yang sedang sekolah di IKJ,” kata sutradara
sekaligus Produser Drama Musikal “Jambar Ni Parsubang, Albiner Sitompul, saat
di tanya tentang penjualan tiket yang mencapai kisaran Satu Juta Rupiah per
tiket.
“Sebenarnya penjualan tiket itu hanya untuk mengukur
seberapa besar minat masyarakat untuk menonton pertunjukkan ini,” tambahnya.
Albiner juga mengerti ada beberapa masyarakat yang ingin
menonton tetapi terkendala harga tiket yang harus dibeli tersebut, namun
demikian hal itu dilakukan adalah untuk menguji seberapa besar kecintaan
masyarakat pada seni budaya.
“Itu sebab harga tiket di jual juga dalam bentuk bervariasi,
yaitu ada yang seharga Rp.100.000,-, Rp.200.000, dan Rp.350 ribu. Karena kami
juga harus mempertimbangkan secara seimbang kemampuan ekonomi masyarakat,” jelas
Albiner Sitompul.
Menurutnya, penjualan itu pun bertahap yaitu saat tiket yang
seharga Rp.100 ribu habis, maka dijual tiket yang seharga Rp.200 ribu, dan bila
itu habis maka naik lagi dijual yang seharga Rp.350 ribu, begitu seterusnya.
“Seperti itulah berlanjut. Tetapi kalau kita sudah mencintai,
apapun akan kita lakukan untuk memberikan perhatian kita kepada apa yang kita
cintai, seperti kepada drama musikal ini. Kami mengajak masyarakat, khususnya yang dari kampung
halaman yang mencintai Bonar Parsugi untuk mencintai budaya itu, untuk dapat
melestarikan budaya Sibolga - Tapanuli Tengah yang sangat cinta kedamaian
sampai hari ini,” papar Albiner.
Sementara kata Albiner tiket yang seharga Satu Juta Rupiah,
tidak dijual kepada masyarakt umum, tetapi hanya kepada orang-orang tertentu
saja.
“Tiket yang 1 juta itu, bukan kita jual kepada masyarakat.
Tiket yang 1 juta itu habis terjual, karena ada beberapa masyarakat Sibolga
yang antusiasnya membeli tiket seharga 1 juta. Waktu kita yang tersedia untuk
menjual tiket terbatas, karena kita baru fokus kepada pementasannya,
marketingnya kita belum menguasai banget karena kalau kita berpartner dengan
orang lain seperti marketing dari perusahaan akhirnya kita di nilai orang
mencari untung. Padahal niat kita adalah untuk memberikan sumbangan kepada
bangsa dalam mengapresiasi tokoh-tokoh pemuda yang berucap janji di sumpah
pemuda tahun 1928,” terang Albiner Sitompul sambil tertawa dengan mimik yang
seakan ada yang hendak ditutupi, saat disinggung tiket yang mencapai satu juta
rupiah.
Kata Albiner Sitompul, jumlah undangan yang hadir ada sekitar
35% dari 80 undangan yang diundang. Mulai dari masyarakat umum hingga pejabat
yang berkaitan dengan tema drama musikal yang di angkat. Namun demikian Albiner
merasa puas dengan para penonton yang menyaksikan pertunjukkan tersebut sampai
selesai.
“Saya puas melihat masyarakat penonton yang menonton sampai
akhir acara, tapi saya tidak tahu apa mereka bosan atau tidak dengan
pertunjukkan ini? Saya tidak tahu !!!,” kata Albiner Sitompul sedikit mengumbar
tawa.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ada beberapa penonton yang
merasa tidak puas dengan pertunjukkan tersebut dan melampiaskan kekesalannya.
“Menyesal aku, nonton ini, acaranya cuma gitu-gitu aja!”
kata seorang ibu yang tidak bersedia menyebutkan namanya, dengan nada jengkel
dan geram, saat ditanya tentang pertunjukkan drama musikal tersebut dan segera
ambil langkah seribu saat meninggal kan
arena Teater Kecil TIM seusai bubar acara .
Seorang yang mengaku Bonar mengatakan tidak puas dengan
pertunjukkan yang dinilainya hanya biasa-biasa saja, sementara tiketnya dinilai
cukup tinggi.
“Nggak sebandinglah harganya tiket dengan pertunjukkannya
itu, kemahalan! Acaranya cuma begitu-begitu saja!..” ucapnya dengan logat Batak
yang kental.
Disinggung tentang beberapa penonton yang kecewa dengan
pertunjukkannya, yang dinilainya biasa-biasa saja, namum tiketnya dijual dengan
harga yang cukup lumayan. Albiner Sitompul menyampaikan permintaan maafnya
karena katanya sebagai manusia dia dan seluruh tim pelaksana mempunyai
keterbatasan.
“Kita sudah berusaha membuat yang terbaik, tapi jika itu
membuat kecewa dan tidak memuaskan kami meminta maaf kepada seluruh penonton
dan bagi para masyarakat, khususnya dari si Bolga Tapanuli Tengah. Niatnya kami
bukan menjual tiket, tapi niatnya mengapresiasi sumpah pemuda,” kata Abiner
Sitompul. (8GlobaliTa – Lrd Viga / Riri).
Follow beritanya di www.8globalita.com
link www.8globalita.blogspot.com
link @8globalita_801 link
@kk_viga link Facebook : Globalita Globalita.
Atau Kirimkan pesan anda ke email kami di : kk_viga@yahoo.co.id atau delapanglobalita@yahoo.co.id