Warteg
Solusi Lapangan Kerja Mandiri Tingkatkan Perekonomian Indonesia
Penulis
: Lrd.Khalits
8Globalita-Jakarta, Saat ini Indonesia sedang terpuruk.
Keterpurukan ekonomi di tandai dengan depresiasi nilai mata uang rupiah
terhadap dolar Amerika dan mata uang asing lainnya. Hal itu berimbas pada
melemahnya daya saing dan daya beli masyarakat indnesia secara umum.
Dunia
usaha juga mengalami imbas yang sama, tentu saja ini menyumbang masalah
terhadap tingginya pengangguran di indonesia, yang mencapai 7,79 juta orang atau
sebesar 5,92 % dari jumlah angkatan kerja indnesia sebesar 121,2 juta
sebagaimana data per Oktober 2013.
Memberdayakan
UKM adalah salah satu cara mengatasi hal ini. khususnya PKL dan pembinaa
terhadap kewirausahaan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi indonesia.
Pedagang kreatif dan wirausaha memiliki daya inovasi, gigih dan ulet.
Bila
diberdayakan akan sangat membantu penciptaan lapangan kerja, penciptaan peluang
usaha sehingga akan ikut menurunkan tingkat penangguran.
Inilah
diskusi yang diangkat oleh Perindo DKI Jakarta yang diprakarsai ketua DPW
Wijaya Kusuma S. pada 20 november 2013 di Vote caffee dengan menghadirkan
narasumber diantaranya, Mukroni Nusantara, Ketua Kowantra (Koperasi Warung
Nusantara), Sawid, calon Anggota DPRD DKI jakarta, Dian Meutia Rachmanita, dan
moderator Mudji harjanto, selaku ketua bidang DPP Perindo.
Untuk itu, Platform Perubahan
Indonesia (Perindo) kembali mengadakan diskusi publik yang secara rutin di gelar
setiap dua minggu sekali. Untuk diskusi kali ini, Platform Perubahan Indonesia
mengangkat tema tentang Terpuruknya Ekonomi, UKM, Solusi Lapangan Kerja untuk
Ekonomi Indonesia Yang Mandiri.
Wijaya Kusuma selaku Ketua
DPW Perindo DKI Jakarta mengatakan, "Saya sangat prihatin dengan keadaan
negara kita, Indonesia merupakan negara besar dan kaya. Namun segala sesuatu
masih mengandalkan barang impor, sampai-sampai untuk jilbab saja kita harus
impor dari luar negeri. Kita hanya bisa mengekspor TKW. Ini semua sangat
memprihatinkan, dimana sebuah negara kaya raya namun angka pengangguran masih
besar."
“Untuk mengatasi pengangguran di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan memberdayakan UKM khususnya PKL dan pembinaan terhadap kewirausahaan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Pedagang Kreatif Lapangan dan Wirausaha memiliki daya inovasi, gigih, dan ulet,” lanjut Wijaya Kusuma saat membuka diskusi di VOTE Coffee Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2013).
“Untuk mengatasi pengangguran di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan memberdayakan UKM khususnya PKL dan pembinaan terhadap kewirausahaan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Pedagang Kreatif Lapangan dan Wirausaha memiliki daya inovasi, gigih, dan ulet,” lanjut Wijaya Kusuma saat membuka diskusi di VOTE Coffee Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2013).
“Warteg
juga merupakan satu sektor usaha kerakyatan yang berpotensi maju dan menjadi
penopang perekonomian,” kata Mukroni.
Menurutnya,
keberadaan warteg di ibukota menjadi tempat makan favorit warga jakarta, terbukti dengan
mayoritas pengusaha warteg yang tergabung dalam komunitas warung nusantara
menjajakan usahanya di ibukota.
Selain
itu, pengusaha warteg juga dinilai Mukroni sebagai contoh kegiatan kewirausahaan yang layak ditiru dan
diberdayakan.
“Pengusaha
warteg merupakan orang yang luar biasa, mereka berangkat dari desa yang kecil
penghasil bawang merah, naun berani untuk keluar daerah dan berspekulasi
melakukan usaha, dan akhirnya berhasil,” ungkap Mukroni lagi.
Ditambahnya,
berdasarkan penelitian, negara yang memiliki warga berprofesi wirausaha minimal
2 persen dari penduduknya, akan dapat dikatakan berhasil dan akan berjaya untuk
ke depannya.
“maka jika Indonesia ingin menjadi negara yang
maju, haruslah mempunyai rakyat yang mempunyai jiwa wirausaha,” kata Mukroni
Disisi
lain, Dian Meutia Rachmanita mengatakan, pengusaha warteg, khususnya yang
berada di di Jakarta
adalah salah satu sektor perekonomian rakyat.
“Siatuasi
sekarang ini mungkin asih bisa ditangani walaupun keadaan negeri ini carut
marut,” uajar Sawid.
Akan
tetapi dijelaskannya bagaiman 5 tahun mendatang? Mengingat pertumbuhan penduduk
1,3 % pertahun dikali 220 juta jiwa atau sekitar 3,5 juta orang bertambah
setiap tahunnya.
“Artinya
ada 3,5 juta mulut yang harus diisi dengan pangan tambahan setiap tahun, untuk
itulah ekonomi kerakatan diperlukan,” kata Sawid.
Sementara
itu menurut Wijaya Kusuma Subroto, Ketua DPW Perindo DKI Jakarta, bahwa dengan
menggalakan program UKM maka iupayakan akan mengasah masyarakat untuk menjadi
trampil dalam berusaha dan mempertahankan ekonomi kerakyatan.
“Diharapkan
dengan tumbuhnya ekonomi kerakyatan maka import barang luar negeri pada akhirnya
dapat ditekan,” pungkas Wijaya. (Lrd.Khalits)