I BERANDA I NASIONAL I INTERNASIONAL I METROPOLITAN I POLHUKAM I SOSDIKBUD I EKOBIS I SLERA I OLAHRAGA I NEWSTV I

Jumat, 28 November 2014

SosPol/Jum-28-Nov-2014/21:21-WIB/Tidak Tepat Naikan BBM Saat Minyak Dunia Turun


Jumat 28 November 2014 || 21 : 21 WIB
Kategori : SosPol
Penulis   : Lrd Khalits


Tidak Tepat Naikan BBM Saat Minyak Dunia Turun



 8GlobaliTa – Jakarta, Kebijakan Jokowi menaikan harga BBM saat ini sangat tidak tepat, karena harga minyak mentah dunia saat ini sedang turun yaitu mencapai dibawah 80 dolar perbarel. Seorang pemimpin selain harus memiliki keberanian, ketegasan, kecepatan juga harus memiliki ketepatan dan kecermatan dalam mengeluarkan kebijakan, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

Demikian dikatakan Pemerhati Keselamatan Bangsa, Politik dan Sosial Kemasyarakatan, H Azhari Boy DT R Mulie yang juga Anggota HMI angkatan 66 ini kepada 8Globalita di kediamannya di Jakarta, baru baru ini, Jumat (28/11/2014)

Sebagai umat beragama, dan taat kepada aturan agama, seorang pemimpin harus bisa menyenangkan rakyat ketika mengeluarkan kebijakan. Oleh sebab itu, diperlukan kesabaran dalam setiap mengambil keputusan.

 “Jokowi memiliki keberanian dan kecepatan bertindak, itu sudah bagus, tetapi itu saja belum cukup. Sebagai pemimpin dia juga harus panjang sabar,” kata H Boy panggilan akrab H Azhari Boy DT R Mulie.

Sosok bapak yang hangat dan hamble ini menilai, tindakan Jokowi menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), terkesan terburu-buru – tergesa-gesa - tergopoh-gopoh, mencerminkan sosok Jokowi yang tidak panjang sabar.

Menurut Bapak yang pernah menjadi Ketua Umum IKAPPABASKO (Ikatan Keluarga Padang Panjang, Batipuh dan X Koto) Jakarta ini, sekarang menjabat sebagai Penasehat Organisasi Minangkabau di Jakarta, ada 3 ketentuan norma seorang pemimpin yang dilanggar Jokowi.

Pertama terburu-buru atau tidak sabar. Tindakan Jokowi menaikan BBM dalam masa kepemimpinannya yang baru 28 hari itu, apalagi baru pulang dari luar negeri, dinilai H Boy sebagai tindakan yang sangat terburu-buru. Sebagai presiden seharusnya Jokowi bisa sedikit bersabar, karena menyangkut rakyat banyak yang wajib dilindungi, dimakmurkan dan disejahterakan.

“Sebagai pemimpin tidak hanya cukup mendengarkan, tetapi juga harus bisa menyenangkan rakyatnya. Tindakan terburu-buru, tergesa-gesa, menaikan BBM tanpa mengkompromikannya lebih dahulu dengan rakyat sangat menyakitkan rakyat,” kata H Boy. 

Seharusnya Jokowi menunda beberapa saat. Membicarakannya lebih dulu dengan rakyat Indonesia yang ahli dibidangnya atau para pakar dan ahli ekonomi dan keuangan.

Banyak ahli dan pakar yang ahli dibidang ini yang notabene adalah rakyat Indonesia, seperti Rizal Ramli, Kwik Kian Gie, Irsyanuddin Noorsy, Kurtubi, Sri Mulyani, Tjipta Lesmana, Faisal Basri, dan lain-lain.

“Ditunda barang seminggu atau sebulan kan, tindak membuat negara ini kemudian runtuh atau hancur, bila perlu jadikan mereka yang ahli-ahli ini sebagai penasehat kepresidenan, khusus untuk bidang ekonomi,” tegas H Boy.

Ketentuan kedua yang dilanggar Jokowi adalah tidak dilakukannya musyawarah mufakat. Seharusnya presiden memusyawarahkan setiap kebijakan yang akan dikeluarkan dengan mereka yang ahli-ahli ini.

Ketentuan ketiga yang dilanggar Jokowi adalah mengabaikan keinginan rakyat. Rakyat Indonesia ini masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 90 persen rakyat Indonesia ini menghendaki BBM tidak naik.

“Tetapi keinginan rakyat ini diabaikan Jokowi,” tegas H Boy.

Seorang pemimpin, seharusnya bisa mengayomi rakyat – membuat rakyat tenang dan nyaman. Bukan menimbulkan gejolak dan kegaduhan di kalangan rakyat seperti yang terjadi sekarang ini, demo dan mogok kerja dimana-mana.

Wajar kalau kemudian rakyat bergejolak, Mahasiswa – buruh – sopir turun ke jalan, gaduh, demo disana sini menentang kebijakan Jokowi. Rakyat melakukan itu bukan tidak beralasan, karena hidup mereka saat ini sudah sangat sulit. Dihimpit ekonomi yang semakin terjepit, daya beli yang sudah sangat rendah, akibat penghasilan yang tidak memadai bahkan sangat tidak mencukupi.

“Mungkin menurut Jokowi, tindakannya itu sudah benar. Tapi kenyataannya banyak ditentang masyarakat, itu artinya kan tindakan tidak benar. Karena membuat rakyat tidak nyaman, tidak tenang, bahkan memicu gejolak di masyarakat di sana-sini. Artinya kebijakan Jokowi sangat tidak disukai rakyat.” Jelas H Boy.

Meski ia punya hak prerogatif, tetapi seharusnya lebih mementingkan kepentingan rakyat yang menggantungkan harapan kepadanya, akan perbaikan ekonomi, kesejahteraan, lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan.

“Bukan berarti harus semena-mena, apalagi ia bisa duduk jadi presiden kan dipilih rakyat, seharusnya kini giliran Jokowi menyenangkan rakyat, bukan malah mencekik rakyat dengan menaikan BBM,” tegas H Boy.

Meski alasan Jokowi menaikan BBM, sebagai jalan keluar untuk membantu rakyat miskin, melalui program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Sejahtera. Tindakannya yang terburu-buru dan sangat tergesa-gesa tanpa pemikiran panjang - matang dan tanpa membicarakannya dengan rakyat yang ahli di bidangnya, sangatlah tidak bijak serta menyakiti hati rakyat.

“Ini melanggar hak-hak rakyat sebagai warga negara,” kata H Boy.

 Hak rakyat adalah, sebagaimana tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 ayat 3 yaitu bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sikap tergesa-gesa merupakan kecerobohan amat fatal dilakukan seorang pimpinan. Karena melalaikan hak-hak rakyat. Tidak seharusnya keinginan menyelamatkan yang satu, tapi mematikan yang lain. Seorang bijak itu harus bisa menyelamatkan keduanya. Tidak bisa semena-mena harus memilih salah satu.

“Ibarat punya dua anak, bila keduanya dalam kondisi terjepit, keduanya bagaimanapun caranya harus bisa diselamatkan. Jika kemudian tetap ada yang terkorbankan, itu persoalan lain. Terpenting sudah diupayakan segala cara menyelamatkan keduanya,” papar H Boy memberi contoh.

“Terkait devisit dan membantu rakyat miskin, belum ada cara dilakukan Jokowi yang bisa selamatkan keduanya, tanpa membebani raykat. Hingga saat ini, belum ada!” Kata H Boy.

Dijelaskannya, cepat bertindak sangat diperlukan, tapi jangan pula mengorbankan yang lain. Semua yang berkaitan dengan keselamatan bangsa harus dipikirkan secara matang dan dibicarakan dengan berbagai pihak. Tidak usah malu untuk meminta pendapat dan bantuan orang lain atau negara lain, seperti kepada China, Arab Saudi atau negara kaya lainnya.

Banyak rakyat turun kejalan, mahasiswa – buruh – sopir demo meminta keadilan, dalam upaya memperbaiki kebutuhan hidup secara ekonomi. Hal ini mengganggu aktivitas kerja, dan jelas mengganggu semboyan kerja – kerja - kerja yang didengungkan Jokowi – JK.

Bekerja tidak hanya bagi kementerian di kabinetnya saja, tetapi seluruh rakyat Indonesia, harus bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan perutnya. Akan tetapi jika semua aktivitas terganggu, jelas menghambat kerja yang seharusnya dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Akibatnya menghambat perputaran perekonomian yang berdampak kepada pasar. – pembangunan bangsa dan negara serta tujuan menyelamatkan bangsa dan mensejahterakan rakyat.

Disinggung tentang inisiatif DPR yang hendak mengajukan hak interpelasi kepada Jokowi, terkait ketidaktepatan dan katidakcermatan Jokowi menaikan harga BBM, yang menimbulkan gejolak di masyarakat. H Boy mengatakan, hal itu langkah yang baik untuk mengingatkan Jokowi agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan dan kebijakan, terutama menyangkut hajat hidup orang banyak.

Menurut H Boy, hak interpelasi yang di lakukan DPR, itu sangat dianjurkan sebagai pembelajaran dan rambu-rambu bagi Jokowi dalam mengambil setiap kebijakan dan keputusan menyangkut nasib dan hak rakyat. Agar tidak salah langkah, tidak menyakiti dan merugikan rakyat. Tidak gegabah dan senantiasa berpikir panjang dan matang demi menyelamatkan bangsa dan negara, utamanya seluruh rakyat Indonesia.

H Boy memberikan apresiasi terhadap tindakan Jokowi yang serba cepat, namun demikian seorang pemimpin harus panjang sabar dan bijak. Karena menyangkut seluruh warga Indonesia, dari sabang sampai merauke.

Meski diakui H Boy, untuk menjadi seorang yang panjang sabar dan bijak itu sangat tidak mudah, hanya orang tertentu saja, yang berpikiran cermat dan matang serta wawasan luas yang bisa melakukannya.

Pemimpin yang baik dan bijak itu mampu membuat seluruh rakyat tenang, tanpa gejolak. Kalaupun ada, tidak besar-besaran dan tidak membuat hampir seluruh rakyat turun ke jalan untuk demo dan mogok.

“Jokowi sebagai presiden kan belum genap 100 hari, baru saja dilantik. Rakyat baru saja gembira, kemudian kegembiaraannya luluh lantak, dirampas Jokowi, Tentu saja ini sangat menyakitkan hati rakyat. Melukai hati seluruh rakyat di negeri ini,” tegas H Boy.

“Jangan salahkan jika masyarakat di negeri ini demo dan turun ke jalan, sampai mogok kerja, karena tidak puas, dan menuntut keadilan, memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara, itu wajar,” tambah H Boy yang setiap harinya tidak henti menerima keluhan rakyat yang datang dari berbagai kalangan dan golongan dari berbagai pelosok di negeri ini.

Terkait hal ini, H Boy menghimbau kepada seluruh aparat yang mengamankan demo rakyat, untuk tidak refresif dan bertindak diluar batas, karena yang dihadapi adalah rakyat Indonesia, bukan teroris dan bukan musuh negara.

“Tidak seharusnya aparat yang mengamankan demo masuk wilayah kampus, itu tidak etis! Itu kan lembaga pendidikan,” Tegas H Boy.

Namun demikian, H Boy juga menghimbau kepada seluruh warga yang melakukan demo dalam upaya memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara untuk tidak anarkis dan merusak, namun untuk tetap melakukan demo secara damai. (8globaliTa – Lrd Khalits)

Follow beritanya di www.8globalita.com  link  www.8globalita.blogspot.com  link  @8globalita_801   link   @kk_viga    link   Facebook : Globalita Globalita